47 Tahun MAN Cilacap Nanggap Wayang Kulit

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Cilacap – Puncak peringatan hari lahir Madrasah Aliyah Negeri Cilacap yang sebenarnya jatuh pada (7/7)  dirayakan lebih cepat dengan naggap wayang kulit semalam suntuk pada Sabtu malam (29/04). Pagelaran oleh duet dalang anak dan bapaknya, Ki Dalang Kukuh Bayu Aji dan Ki Dalang Bima Setya Aji dari Banyumas.

                Pagelaran wayang kulit dihelat di GOR MAN Cilacap yang baru selesai sekitar 50 % namun sudah bisa digunakan, sehingga tamu undangan dan masyarakat luas yang menonton  merasa nyaman menyaksikan sembari duduk. Tamu undangan  terdiri atas Kakanemenag Kab. Cilacap, Camat, Polesek, Koramil, Kepala SMP/MTs sekitar Kesugihan, Jeruklegi dan Cilacap serta para Kepala Desa sekitar MAN Cilacap.

                Masyarakat sekitar madrasah sangat antusias menghadiri pentas kesenian trdisional ini. Meraka datang berduyun-duyun untuk menyaksikannya.

                Pada pembukaan kepala madrasah Muhadin dalam sambutannya mengatakan, bahwa maksud MAN Cilacap nanggap wayang kulit tidak lain untuk mendekatkan masyarakat dengan kesenian tradisi yang menggerakan perekonomian banyak orang, tidak hanya sekelompok orang. Dia mengucapkan selamat menyaksikan dan berharap MAN Cilacap bisa lebih dekat mengabdi kepada masyarakat. Atas antusiasme warga yang hadir dia memberikan apresiasi dan mendoakan keberkahan dan manfaat silaturahmi.

                Kegiatan pagelaran wayang kulit dimulai dengan diserahkannya wayang Gatotkaca dari kepala MAN Cilacap kepada Ki dalang Bima Setya Aji. Diiringi pula dengan penyalaan kembang api membuat langit di kampus MAN Cilacap dipenuhi bunga-bunga api selama lima menit.

                Pagelaran wayang kulit semalam suntuk mengambil lakon Banjaran Gatotkaca yang mengisahkan tentang lahirnya satria pringgondani anak dari Werkudara, menjadi jagoan kayangan  sekaligus satria pada perang Baratayuda hingga sampai gugurnya. (Agus/On/bd)