Abdul Djamil : Kementerian Agama komitmen akan terus tingkatkan layanan dalam penyelenggaraan haji

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Gelaran ibadah kolosal yang melibatkan jutaan umat muslim di dunia serta berbagai unit organisasi pemerintah dari berbagai negara dua pekan lebih berlalu. Ya penyelenggaraan operasional ibadah haji 1436H/2015M yang berlangsung sejak Agustus 2015 dan berakhir pada 26 Oktober 2015 yang lalu, mencatat berbagai hal peristiwa.

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan haji sangat beragam, mengingat latar belakang jamaah yang heterogen. Lebih dari 155 ribu orang telah diberangkatkan ke Arab Saudi dimana 40% tingkat pendidikannya rendah. “Tidak ada kegiatan kolosal sebagaimana penyelenggaraan haji ini,” kata Dirjen PHU menegaskan saat membuka kegiatan Evaluasi Penyelenggaraan Haji Embarkasi/Debarkasi Solo tahun 1436H/2015M di Hotel Patra Jasa Semarang yang akan berlangsung dari tanggal 12 s.d. 14 November 2015.

“Adanya permasalahan yang setiap tahun muncul, misalnya jemaah yang terpisah, tersesat jalan, dan sebagainya agar tidak dijadikan dasar vonis kegagalan penyelenggaraan ibadah haji,” ucap Abdul Jamil menambahkan.

Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan ibadah haji. “Dengan cara mengevaluasi seluruh aktifitas pelayanan yang melibatkan seluruh pihak yang terkait, ini menunjukkan kesungguhan kita untuk berupaya memberikan pelayanan yang terbaik,” kata Abdul Jamil.

Pada kesempatan itu, Dirjen PHU menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada PPIH SOC beserta semua pihak atas keberhasilannya mengatasi permasalahan keterlambatan penerbitan Visa yang menjadi problem nasional. “Kebijakan modifikasi kloter dirasa sangat tepat untuk mengatasi kekosongan seat, dan hal ini telah dilakukan dengan baik oleh PPIH SOC,” ungkapnya.

Menurut Dirjen, pelayanan tahun 2015 lebih baik setidaknya ditunjang oleh 3 hal: 1) Kebijakan tentang BPIH turun 500 dollar, 2) Rute perjalanan yang diperpendek, dan 3) Adanya prioritas keberangkatan lebih awal bagi jamaah usia lanjut. Ibadah Haji merupakan spiritual traveling yang sebagian besar telah menunggu puluhan tahun. Untuk itu, Dirjen menekankan agar tidak main-main dalam memberikan pelayanan ibadah haji.

Para petugas diharapkan bisa diseleksi dan diberikan bekal untuk berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah. Pada tahun ini telah dihimbau kepada para petugas non kloter yang telah berhaji agar tidak melakukan ibadah haji. “Ini untuk menjamin adanya petugas yang siap memberikan pelayanan kepada jamaah,” jelas Jamil.

Upaya peningkatan kompetensi petugas telah dilakukan dengan baik oleh Jawa Tengah yang melakukan test pada proses rekrutmen petugas haji. “Propinsi lain belum ada yang melakukan test seperti yang telah dilakukan di Jawa Tengah,” tegas Beliau mengakhiri sambutan. (fat)