Kakanwil membuka Lomba MAPSI SMA/SMK

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Universitas Wahid Hasyim Semarang bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah meyelenggarakan Lomba MAPSI SMA/SMK Tingkat Provinsi Jawa Tengah (23/01). Lomba tersebut dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahmadi yang hadir didampingi oleh Kepala Bidang PAIS, Syaifudin Zuhri. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Wakil Rektor Unwahas, Zain Yusuf mewakili Rektor Unwahas, Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Bambang Supriyono dan para Kasi PAIS/PAKIS Kab/Kota se-Jawa Tengah.

Sadi sebagai Ketua Panitia kegiatan menyampaikan bahwa lomba ini diikuti oleh para siswa SMA/SMK dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah dan akan berlaga dalam 4 cabang lomba yang meliputi pidato, tilawah, debat dan nasyid. Masing-masing memperebutkan juara 1,2,3 dan harapan 1,2,3. Menurut Sadi, lomba Mapsi SMA/SMK Ini merupakan kegiatan yang pertama kali diselenggarakan dengan biaya gotong royong dan bantuan dari Unwahas.

Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah berharap bisa diselenggarakan dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan kegiatan, sebagaimana disampaikan oleh Ketua MGMP, yaitu 1) Meningkatkan ukhuwah islamiyah sebagai benteng terhadap hal-hal yang dapat mengganggu keharmonisan ukhuwah. 2) Meningkatkan semangat belajar dan berprestasi, dan 3) Membangun komunikasi dan menyatukan visi dalam membentuk generasi yang unggul dan berkualitas dan berkarakter berdasarkan imtaq dan iptek, bisa terwujud.

Kakanwil sangat mengapresiasi kegiatan ini karena selain bisa dijadikan sebagai tolok ukur penerapan kurikulum pada masing-masing sekolah sekaligus sebagai motivator bagi anak untuk lebih berprestasi dan mengembangkan kemampuannya baik dalam mata pelajaran PAI maupun dalam bidang seni islami. Pentingnya pendidikan agama yang dilakukan sejak dini dan disampaikan secara komprehensif diharapkan siswa-siswi SMA/SMK tidak mudah terpengaruh pada ideologi yang menyimpang.

Lebih lanjut diharapkan peserta tidak hanya berusaha untuk menang dalam lomba saja tetapi lebih dari itu, para siswa bisa mengembangkan siap toleransi, kompetisi, menghargai keunggulan dan kekuatan orang lain sekaligus memahami terhadap kemampuan diri sendiri sekaligus mengembangkan sikap sportif dalam lomba. “Kalah atau menang bukan hal yang utama, tetapi yang lebih penting adalah kesadaran bahwa kegiatan ini salah satu dari proses pembelajaran,” kata Ahmadi.

Terkait dengan kondisi kehidupan keberagaman yang akhir-akhir ini sedikit terusik dengan adanya beberapa kasus yang muncul di masyarakat, Kakanwil mengimbau untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan sekaligus kewaspadaan terhadap keluarga dan anak-anak kita sehingga terjaga dalam garis yang lurus. Demikian pula bisa menjumpai hal-hal yang aneh (menyimpang) agar segera berkoordinasi dengan aparat terkait dan tidak mudah terpancing pada tindakan inkonstitusional yang justru akan memperparah keadaan. (fat/gt)