081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Madin, Membentuk Generasi Bangsa Yang Berakhlakul Karimah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Peran Madin (Madrasah Diniyah) sekarang ini sangatlah pokok dan penting di butuhkan, karena orang tua sekarang telah merasakan bahwa pendidikan di sekolah sangatlah minim sekali untuk mendalami ilmu agama Islam.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten, Masmin Afif saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam  Seksi PD Pontren Kemenag Klaten yang bertempat di Madin Salafiyah Syafi’iyah Nurul Ummah Mojayan Klaten yang dihadiri 39 perwakilan Madin se Klaten, Kamis (27/4).

“Kegiatan seperti ini sangat penting, sebagai upaya meningkatkan mutu Lembaga Pendidikan Keagamaan bagi Madrasah Diniyah, TPQ dan Pondok Pesantren. Disamping itu juga sebagai wahana silaturahmi dan sharing antar pengelola lembaga pendidikan keagamaan, selain itu sebagai bentuk perhatian Kemenag untuk perkembangan lembaga pendidikan keagamaan”, tutur Masmin Afif.

Lebih lanjut Kakankemenag mengatakan, seperti kita ketahui bersama bahwa sekarang ini karakter anak-anak kita telah banyak mengalami penurunan moral yang disebabkan karena ingin sukses di pelajaran pengetahuan umum dan mengabaikan pendidikan agama dan keagamaan.

“Keberadaan madrasah diniyah sebagai wadah lembaga pendidikan keagamaan Islam sangat berpengaruh dalam membentuk generasi bangsa yang berakhlakul karimah”, tegasnya.

Untuk itulah, keberadaan Madin merupakan  lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar sekolah/non formal yang diharapkan mampu secara menerus memberikan pendidikan agama Islam kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah.

“Saat ini Kemenag sangat peduli dan memperhatikan keberadaan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan dan salah satu upayanya adalah dengan mengadakan pembinaan Madin”,imbuhnya.

Diharapkan pertemuan seperti ini dapat meningkatkan akses, mutu, relevansi dan daya saing serta tata kelola akuntabilitas dan pencitraan Pendidikan Islam, bahkan juga sebagai wahana peningkatan mutu bagi pimpinan lembaga keagamaan.

Selanjutnya, Bakri, Kasi PD Pontren Kemenag Klaten menyampaikan, madrasah diniyah yang belum mempunyai nomor statistik agar segera mengajukan permohonan ke Kemenag dengan surat permohonan dengan proposal berisi profil dan juga data santri.

“Proses selanjutnya akan disurvey oleh Kemenag, untuk itu diharapkan segera untuk mengajukan”, ajak Bakri.

Berkaitan dengan pendataan Madin di Klaten, Bakri mengatakan, pendataan setiap madin ponpes dilakukan secara online ini bisa menjadi ukuran, mana lembaga pendidikan/madin yang memenuhi syarat dan mana yang tidak. Hanya yang memenuhi syaratlah yang masuk data EMIS. Dengan adanya data yang valid, maka perhatian pemerintahpun mulai terasa, seperti adanya program beasiswa santri berprestasi, program tahfidz santri dan lain sebagainya.(nm_aj/Wul)