Monitoring Terpadu, Shock Therapy Kinerja Guru Bersertifikasi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Meningkatkan kinerja guru menjadi suatu kepatutan seiring dengan bergulirnya tunjangan profesi guru. Perkembangan kinerja guru madrasah maupun PAI di sekolah umum ini perlu dimonitoring secara berkelanjutan untuk memastikan adanya peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan prestasi siswa.

Demikian dikemukakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah dalam kesempataan pembinaan kepada ASN Kankemenag Kab. Rembang, pagi tadi di aula kantor.

Atho’illah mengatakan, monitoring ini telah dilakukan oleh pengawas madrasah dan PAI beberapa waktu lalu. Menurutnya, pengawasan ini bisa dijadikan bahan evaluasi untuk menilai kinerja guru yang telah mendapatkan tunjangan profesi. “Hasil evaluasi ini nantinya akan dijadikan bahan masukan untuk lebih meningkatkan kinerja guru,” kata Atho’illah.

Sementara bagi guru yang belum begitu terlihat peningkatan kualitas mengajarnya, monitoring ini bisa menjadi shock therapy bagi mereka. Sehingga, guru tidak hanya sekadar mengajar dan mendapatkan tunjangan. “Namun penerimaan tunjangan ini juga harus diimbangi dengan pertanggungjawaban penuh untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” tandas Atho’illah.

Sementara Gara Katholik, Yohanes Hariyadi mengatakan, telah mengimbau para guru Katholik untuk meningkatkan kinerja, bukan hanya secara administrasi, namun juga kepribadian guru.

“Dalam rakor yang diselenggarakan Bimas Katholik pekan lalu di Salatiga, Kakanwil berpesan, pengawas agar memonitor kinerja guru bertunjangan. Karena semakin kesejahteraannya meningkatkan, maka tingkat kepercayaannya sebaiknya juga harus meningkat,” kata Hariyadi.

Ketua Pokjawas Kankemenag Kabupaten Rembang, Masduki mengatakan, guru juga harus mempunyai mindset kerja sebagaimana yang tertera dalam lima budaya kerja Kementerian Agama.

“Selain itu, ada beberapa prinsip bekerja. Pertama, amanah, yaitu bekerja penuh tanggung jawab. Kedua, panggilan, yaitu bekerja dengan tuntas penuh integritas. Ketiga, aktualisasi, yaitu bekerja keras penuh semangat. Keempat, ibadah, yaitu bekerja serius, ikhlas. Kelima, seni, yaitu bekerja cerdas, penuh kreativitas. Keenam, kehormatan, yaitu bekerja tekun dan kesungguhan. Terakhir, pelayan, yaitu berupaya bekerja sempurna, penuh kerendahan dalam melayani masyarakat,” urainya.(SS/bd)