Pelepasan Lampion dan Kembang Api Meriahkan Dharmasanti Waisak

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus  – (20/5) puncak perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2561 BE/2017 Dharmasanti Waisak sekabupaten Kudus dilaksanakan di Balai Desa Rahtawu Kec. Gebog, dihadiri Direktur Urusan Agama dan Pendidikan Direktorat Jenderal Kementerian Agama RI, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah,  Pimpinan SKPD se-kabupaten Kudus, Forkompinda Kab. Kudus, Forkompincam se Kabupaten Kudus, dan Anggota Sangha Jawa Tengah. Hadir pula Kepala Desa Rahtawu selaku tuan rumah beserta perangkat desa setempat, Ketua Majelis Agama Buddha Kab. Kudus, tokoh-tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, umat Buddha kabupaten Pati dan Jepara turut serta memeriahkan acara kali ini.

Tujuan perayaan Dharma Santi Waisak 2561 BE/2017 adalah (1) mengingatkan umat Buddha tentang riwayat hidup Sang Buddha Gautama yang patut dijadikan contoh dan tauladan yang sempurna, (2) ajaran Sang Buddha selalu meningkatkan kerukunandan rasa kebersamaan serta kompak dalam melaksanakan kebajikan, (3) mendukung Pemerintah dalam melaksanakan Tri Kerukunan (rukun intern umat Buddha, rukun antar umat beragama, rukun antar umat beragama dengan Pemerintah) jelas Ketua Panitia, Pandita Sumarlan.

Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Direktorat Jenderal Bimas Buddha Kementerian Agama RI, Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd dalam sambutannya menjelaskan dalam hidup bersosial bermasyarakat sangatlah penting selalu ditanamkan sikap saling menghargai, tepo sliro niscaya keharmonisan intern dan antar umat beragama akan selalu terjalin. Seperti yang terjadi pada siang hari ini semua umat Buddha Kudus, Pati dan Jepara tidak mengenal sekte/majelis dan lapisan masyarakat juga tidak mengenal suku, ras dan agama semua datang ketempat ini ikut serta merayakan Dharmasanti Waisak di Desa Rahtawu. Inilah bukti bahwa keharmonisan di kudus selalu terjadi semua saling memiliki dan selalu dilestarikan dari tahun ke tahun tidak lekang oleh waktu. Dan tema perayaan Waisak tahun ini sangatlah bersifat universal, artinya berlaku bagi semua manusia, dari berbagai bangsa, kalangan, agama, suku, ras dan adat. Seseorang yang sudah memiliki cinta kasih akan bisa menghargai dan menghormati. Karena bisa menghargai dan menghormati itulah akan tercipta sebuah perdamaian dan kerukunan yang merupakan bagian dari kebhinekaan. Dan lagi, orang yang memiliki cinta kasih akan merasa bahagia dalam hidupnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus Noor Badi selaku Pengayom umat beragama di Kabupaten Kudus ini dalam sambutannya mewakili Bupati Kudus juga menegaskan bahwa Tri Kerukunan Umat Beragama sangatlah penting dan harus diterapkan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud dari pelaksanaan tema Dharmasanti Waisak 2561 BE/2017 kali ini yaitu “Cinta Kasih Penjaga Kebhinnekaan”. Dipilihnya tema tersebut tentu saja bukan tanpa tujuan. Tema itu secara khusus adalah harapan untuk selalu mengingatkan umat Buddha agar senantiasa menyebarkan cinta kasih kepada siapapun agar terciptanya kerukunan dan toleransi antarumat beragama. Cinta Kasih adalah hal paling mendasar dalam hidup ini. Karena cinta kasihlah manusia bisa hidup berdampingan. Cinta kasih akan menciptakan sebuah perdamaian. Cinta kasih akan meningkatkan persatuan bangsa. Cinta kasih akan memupuk kerukunan dalam hidup bermasyarakat.  Cinta kasih adalah dasar yang sangat mendasar, arti yang sangat berarti, dan makna yang sangat bermakna. Mari bersama-sama menjaga dan memupuk kerukunan umat beragama dengan mengamalkan cinta kasih imbuh beliau.

Kebersamaan adalah kunci utama agar bisa hidup harmonis. Bagaimana untuk menciptakan hal tersebut tentunya harus ada pikiran yang positif dan sifat cinta kasih agar apa yang diucapkan dan dilakukan juga positif. Dimana hal itu sesuai sabda Buddha dalam Dhammapada dimana umat Buddha dan kita semuanya juga wajib untuk memiliki kesadaran diri akan arti pentingnya menciptakan dan menjaga keharmonisan. Karena harmonis didalam diri niscaya harmonis dengan umat atau makhluk lain otomatis akan harmonis juga. Dan cinta kasihlah ternyata yang membawa kebahagiaan. Karena manusia membutuhkan satu sama lain. Karena manusia tidak ada yang sama, dan untuk membuatnya menjadi sama adalah dengan cinta kasih. Itulah pesan Dhamma yang disampaikan Bhikkhu Cattamano Thera.

Panitia Waisak dengan semangat yang tidak kenal lelah dan pengorbanan baik materiil maupun spiritual maka puncak acara Dharmasanti Waisak dapat berjalan lancar dan sukses, juga berkat kerjasama yang baik dari semua unsur dan donator yang turut membantu kesuksesan acara ini. Semoga dengan peduli Panitia Waisak ini, kami umat Buddha dapat bersuka cita, semua umat beragama turut serta bergembira merayakan puncak acara Tri Suci Waisak Dharmasanti Waisak Bersama se-kabupaten Kudus di Balai Desa Rahtawu, Kec. Gebog Kab. Kudus dengan disuguhkan hiburan kesenian ketoprak “Bhakti Kuncoro” dari Pati, pelepasan lampion sejumlah 50 buah ke udara dan penyalaan kembang api di malam harinya sangat menghibur masyarakat Rahtawu pada khususnya dan masyarakat Kudus, Pati, Jepara pada umumnya. (Kiswati/3m/bd)