Siswa MIN Mlangen Belajar Ekosistem di Gunung Bebek Angkrem

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Magelang – Siswa kelas V MIN Mlangen melaksanakan pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) di Gunung Bebek Angkrem, desa Kalirejo kecamatan Salaman, Sabtu (25/03/2017).

Guru Pembimbing Akhmad Fakhruddin, menyampaikan bahwa pembelajaran (outdoor learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau di alam terbuka. Tujuannya untuk memberikan variasi dalam model pembelajaran sehingga para siswa tidak monoton belajar di kelas.

“Kurikulum 2013 membuat guru harus lebih cerdas dalam menyampaikan materi yang tidak hanya monoton di dalam kelas. Hal ini dilakukan agar tercapai efisiensi materi yang harus di pelajari dan efektifitas penyerapannya oleh peserta didik. Pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) ke alam bebas akan memperkaya anak-anak mewujudkan imajinasi yang diperoleh di dalam kelas,” kata Fakhruddin.

Fakhruddin mengajak anak-anak untuk mengenal ekosistem dan mendiskusikan contoh-contoh simbiosis yang mereka lihat di Gunung Bebek Angkrem.

Gunung Bebek Angkrem sebenarnya merupakan sebuah bukit di Pegunungan Menoreh Salaman. Dari kejauhan memang seperti seekor angsa yang sedang mengerami telur-telulrnya, maka penduduk sekitar latah menyebut dengan “Bebek Angkrem”.

Gunung Bebek Angkrem menjadi surga bagi para pecinta selfie, karena memang menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Pemandangan khas   pegunungan Menoreh, berbalut awan putih menjadi daya tarik para pengunjung.

“Lokasinya dekat dengan madrasah, dengan jarak tempuh 2 jam dengan jalan kaki. Peserta yang berjumlah 33 siswa, dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok harus mengamati lingkungan sekitar selama dalam perjalanan. Mereka harus bisa menyebutkan dan mendiskusikan contoh contoh simbiosis yang mereka lihat,” lanjutnya.

“Anak-anak dituntut mampu melakukan riset sederhana dan menyajikannya dalam sebuah laporan. Tidak hanya materi ekosistem saja yang bisa diberikan, tetapi mencakup materi Penjaskes, Bahasa Indonesia, dan mata pelajaran lainnya,” katanya.

“Sangat penting mengajarkan kepada anak-anak bagaimana menghargai kearifan lokal, melihat proses menyatunya penduduk dengan alam sekitar, sehingga lingkungan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan manusia. Mengajarkan anak untuk peka dan peduli terhadap alam, perlu dilakukan sejak usia sekolah,” tambahnya.

Menurut Fakhruddin, pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) dapat membangun makna (input), kemudian prosesnya melalui struktur kognitif sehingga membekas dan berkesan lama dalam ingatan (memory) anak-anak.

“Dalam outdoor learning, para siswa dilibatkan dalam proses kerja sama yang membutuhkan partisipasi untuk mengikuti tantangan di luar,” katanya.

Fakhruddin berpendapat ada empat tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan di Gunung Bebek Angkrem, yaitu: 1) mengaplikasikan metode pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif, 2) memadukan unsur bermain dan belajar, 3) menghilangkan rasa jenuh pada siswa, 4) memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran.

Adi Rahmawan, salah seorang peserta mengungkapkan bahwa pembelajaran di luar kelas sangat menyenangkan., Ia dan teman-temannya dan lebih mudah menerima dan memahami apa yang disampaikan oleh gurunya.

“Pembelajarannya sangat menyenangkan karena bisa jalan jalan di luar lingkungan sekolah. Materi yang di sampaikan Pak Guru lebih mudah diterima, dimengerti, karena melihat langsung contohnya,” kata Adi. (agni-m45k).