081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Turunkan Angka Perceraian, Pemerintah Dukung Kajian Parenting

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dan Pemkab Karanganyar terus berupaya untuk menurunkan angka perceraian dengan meningkatkan kualitas keluarga. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad dalam sambutannya di acara kajian parenting “Membingkai Keluarga Bening Hati”, (20/04).

“Sebenarnya pemerintah sudah melakukan upaya untuk membina calon pengantin sebelum mereka melaksanakan ijab qabul, dan itu dilaksanakan rutin sebelum pernikahan. Namun sayangnya waktu yang ada tidak banyak karena seringkali waktunya di KUA  lebih banyak untuk memeriksa administrasi, mencocokkan nama ortu, riwayat anak, dan lain sebagainya. Tujuan kami tidak lain adalah agar catin nanti mendapatkan bekal yang cukup dalam mengarungi bahtera rumah tangganya”, kata Musta’in.

Disamping pembinaan bagi calon pengantin, Kemenag yang bekerjasama dengan Pemkab Karanganyar juga sudah mengadakan kursus pra nikah, namun belum dapat menjangkau semua calon pengantin yang jumlahnya banyak.

“Kita bergembira di tahun 2016 lalu diberikan anggaran oleh Bupati Karanganyar untuk mengadakan kursus pra nikah. Kedepannya nanti, dan ini juga sedang dirancang peraturannya oleh Pemerintah Kabupaten bahwa sebagai syarat untuk menikah harus memiliki sertifikat kursus pra nikah dan sejenisnya. Tentunya tujuan Pemerintah itu tidak lain agar masyarakat mendapatkan bekal ilmu sebelum melangsungkan pernikahan”, terangnya.

Menurut data yang dimiliki oleh Kementerian Agama, dari 13.000 orang yang menikah atau 6.500 pengantin selama setahun, ternyata ada 1.200 suami/istri yang berubah statusnya menjadi duda atau janda. Baik itu karena gugat cerai (yang mengajukan gugatan adalah istri) dimana jumlahnya mencapai 70 persen lebih,  maupun yang cerai talak (yang mengajukan talak adalah suami). Tentu saja hal tersebut cukup mengkhawatirkan mengingat dibelakang perceraian itu ada anak dan bahkan ada cucu atau mantunya.

“Angka perceraian tersebut bukan hanya sekedar angka saja, yang sepele atau diacuhkan saja. Ini penting menjadi perhatian semua pihak agar kehidupan di masyarakat secara luas dapat lebih baik”, tegasnya.

Lebih lanjut Kepala Kemenag mengapresiasi kegiatan kajian keluarga/parenting yang diadakan oleh IKADI ini. Menurutnya hal itu adalah terobosan baru yang dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas keluarga pada masyarakatnya.

Acara yang diselenggarakan di aula Masjid Agung Karanganyar ini dihadiri oleh Aa Deda atau Abdurahman Yuri dari Yayasan Da’arut Tauhid Bandung, yang tidak lain adalah adik kandung dari Da’i kondang Abdullah Gymnastiar. Terlihat dari pantauan tim humas bahwa kegiatan tersebut cukup diminati masyarakat, terbukti dengan banyaknya peserta hingga di luar ruangan. (ida-hd/wul).