Tim Monitoring Evaluasi Kemenag Pusat Sambangi Kabupaten Kudus

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus,  Dalam upaya pengawasan dan penilaian, tim monitoring dan evaluasi Kemenag Pusat sambangi Kabupaten Kudus dengan melaksanakan monitoring visitasi pelaksanaan kurikulum 13 di MAN 2 Kudus dan MTS N 1 Kudus.

Tim monef yang terdiri dari Ibu Nur Fitri Setiawati, SE dan Ibu Roiha  sebelum melakukan kunjungan ke madrasah, diterima oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus di ruang kerjanya, pada hari Jum’at 15 September 2017 sekitar jam 10.00 pagi.

Dalam kesempatan tersebut, Noor Badi menekankan pentingnya pendidikan sebagai prioritas utama dalam mewujudkan dan menghasilkan kader penerus bangsa yang handal, mumpuni dan mampu bersaing di era globalisasi ini.

Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan adanya sinergi yang baik antara berbagai elemen dalam dunia pendidikan baik dari murid, tenaga pendidik, kepala sekolah dan komite dan unsur pelengkap lainnya.

Sebagaimana kita ketahui, pelaksanaan kurikulum 13 menekankan pada model pembelajaran secara tematik dengan lebih mengarah pada pendidikan karekter dimana madrasah adalah sumber pendidikan karakter yang sesungguhnya.

Dengan harapan madrasah akan menjadi pelopor dan tumpuan signifikan dalam pembentukan mental generasi bangsa yang beraklaqul karimah, dan memiliki pola pikir dan berperilaku yang sesuai dengan norma norma yang ada.

Selanjutnya tim monef melakukan visitasi ke MAN 2 dan MTS N 1 Kudus, dan diterima langsung oleh Kepala Sekolah masing masing madrasah. Dalam kesempatan tersebut juga diadakan sharing dimana, Bapak Ah Rif’an S.Ag, MPd selaku kepala sekolah MAN 2 Kudus  mengungkapkan  bahwa beban K 13 menurutnya terlalu berat mengingat anak…anak tidak mempunyai cukup waktu dan kesempatan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya dalam ekstra kulikuler. Sehingga perlu adanya kaji ulang dan cari solusi yang terbaik, sehingga pelaksanaan K13 bisa berjalan sesuai dengan harapan kita bersama.

Dan dengan agenda monef ini diharapkan dapat menjadi media untuk saling intropeksi dan pemecahan permasalahan khusunya yang berkaitan dengan optimalisasi pelaksanaan kurikulum 13.(Eti/bd)