Meneguhkan Peran Santri dalam Bela Negara

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Grobogan – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini lebih meriah dibanding tahun lalu hanya dilakukan ditiap pondok pesantren, namun tahun ini diadakan di Alun-alun Purwodadi, sehingga suasana lebih megah namun intisari tetap islami. Peringatan HSN dihadiri ribuan santri serta puluhan organisasi masyarakat, dengan mengenakan sarung bagi laki-laki dan baju muslimah untuk perempuan, adapun bertindak sebagai inspektur Upacara Bupati Grobogan Sri Sumarni.

Bupati Grobogan mengatakan, HSN dilatarbelakangi dari resolusi jihad pada 22 Oktober oleh KH Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama yang membakar semangat patriotisme dan nasionalisme, dengan menggerakkan santri, pemuda, dan masyarakat, bergerak bersama bahu-membahu berjuang melawan penjajah sampai pada titik darah penghabisan. Hingga akhirnya ada pertempuran pada 10 November yang dikenal dengan Hari Pahlawan.

”Penetapan Hari Santri Nasional sebagai upaya agar kita semua selalu ingat dan meneladani semangat jihad ke-Indonesiaan dari pendahulu kita,” kata Sumarni, Minggu (22/10).

Peringatan HSN juga menumbuhkan semangat kebangsaan, semangat cinta tanah air, semangat rela berkorban untuk bangsa dan negara. Diharapkan dengan semangat tersebut para santri masa kini dan masa depan bisa memperkuat jiwa religius ke-Islaman dan nasionalisme kebangsaan.

”Dengan mewarisi semangat ini, para santri diharapkan selalu berjihat kepada bangsa, untuk tanah dan tumpah darah Indonesia tercinta,” terangnya.

Bupati menambahkan, dengan tema “Meneguhkan Peran Santri Dalam Bela Negara, Menjaga Pancasila dan NKRI” menegaskan posisi strategis santri bagi bangsa dan negara. Baik di bidang ilmu agama, sosial, kemasyarakatan, dan lainnya. Selain itu, santri juga harus membela negara dan mendukung penuh Pancasila sebagai dasar negara yang berasaskan Bhineka Tunggal Ika.

”Kami juga mengajak kepada warga masyarakat untuk sukseskan program Ayo Mondok yang dicanangkan pemerintah. Untuk memperkuat kembali eksistensi pesantren sebagai Candradimuka bagi kader ulama masa depan,” pungkasnya.(bd/gt)