Gerakan Kurangi Sampah !

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Slawi – Sampah merupakan hal yang tak terpisahkan dari aktifitas kehidupan sehari–hari, hampir setiap manusia memproduksi sampah setiap harinya. Menurut data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tahun 2016 sekitar 65 juta ton sampah perharinya yang dihasilkan masyarakat Indonesia. Begitu banyak kita “berkontribusi” sampah setiap hari.

Bertempat di ruang kepala Selasa, (5/12), Kepala MIN Slarang Kidul Alfiyah menerangkan perlunya membuat kebijakan Gerakan Kurangi Sampah . Gerakan ini bertujuan agar  warga MIN Slarang Kidul dapat mengurangi limbah sampah. Tujuan lainnya adalah, agar warga MIN Slarang Kidul memahami bahwa bumi ini sudah dipenuhi sampah yang menjadikan bumi rusak. Untuk itu perlu dikurangi hal – hal yang dapat menimbulkan sampah.

“Kebikajan ini penting, agar warga MIN Slarang Kidul sadar bahwa sampah merusak bumi dan harus kita kurangi mulai dari sekarang,” tutur Alfiyah.

Alfiyah mengatakan, kebijakan tersebut diantaranya untuk warga MIN Slarang Kidul harus membawa wadah makanan dan minuman  yang dapat digunakan kembali dan  terbuat dari bahan yang aman bagi kesehatan. Selain lebih aman untuk wadah makanan dan minuman, penggunaaan wadah yang dibawa sendiri juga akan mengurangi jumlah sampah.

“Dengan menggunakan wadah misalnya yang dari stainless, habis dipakai kemudian dicuci, dikeringkan, bisa digunakan lagi. Jadi tidak membuat banyak sampah,” katanya.

Selanjutnya, diberikan sosialisasi kepada penjual makanan dan minuman di lingkungan MIN Slarang Kidul, agar ikut berperan aktif dalam usaha pengurangan sampah. Dalam sosialisasi disampaikan, setiap pedagang harus menyediakan wadah makanan yang ramah lingkungan seperti daun pisang. Pedagang tidak melayani warga MIN Slarang Kidul yang membeli makanan minuman tidak membawa wadah sendiri.

Dengan peran aktif dari semua pihak maka pengurangan sampah akan tercapai. Harapanya dengan gerakan pengurangan sampah di MIN Slarang Kidul dapat ditularkan dilingkungan sekitar tempat tinggal masing–masing, sehingga bumi ini tidak lagi “keberatan” sampah. “Ayo bergerak!,” tutup Alfiyah. (am/gap/rf)