MA 100 Persen, MTs 50 Persen

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

PURWOKERTO– Upaya mendorong Madrasah Aliyah (MA) di Kabupaten Banyumas agar menyelenggarakan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) berbasis komputer membuahkan hasil. Mulai tahun ini jenjang MA tidak hanya menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer, tetapi juga bakal menggelar UAMBN dengan berbasis komputer, sehingga tidak ada MA yang mengadakan ujian berbasis kertas dan pensil. ”Ya tahun ini seratus persen. Artinya seluruh Madrasah Aliyah di Kabupaten Banyumas akan menggelar UAMBN berbasis komputer,” kata Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyumas, Ibnu Asaduddin, kemarin.

Diakui, dari seluruh madrasah yang ada, tidak semuanya memiliki kesiapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, terutama ketersediaan komputer. Namun hal itu bukan menjadi penghalang bagi madrasah untuk berani menyelenggarakan Ujian Akhir Madrasah dengan sistem komputerisasi. Menurutnya, madrasah sudah melakukan berbagai terobosan dalam mengatasi persoalan keterbatasan jumlah komputer. Salah satunya dengan menumpang pada madrasah yang memiliki komputer dengan jumlah yang mencukupi.

”Bagi madrasah yang belum memiliki komputer yang mencukupi, maka pelaksanaan ujiannya dengan cara menumpang pada madrasah lain yang mempunyai komputer cukup,” terang dia. Tidak hanya jenjang MA yang akan menggelar UAMBN berbasis komputer, namun jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebagian juga ada yang akan menggelar ujian berbasis komputer. ”Untuk jenjang MTs ada sekitar 50 persen yang berbasis komputer,” ungkapnya.

Sementara berdasarkan data dari Kemenag, jumlah MA di Kabupaten Banyumas sebanyak 17 madrasah dan MTs 54 madrasah. Proses sinkronisasi data Emis ke server UAMBN berbasis komputer telah dilaksanakan pada 24-25 Februari lalu. Kemudian sinkronisasidari server UMABN ke server madrasah pada 26 Februari lalu. Adapun untuk kegiatan simulasi ujian tahap I sudah dilaksanakan pada 28 Februari-2 Maret dan simulasi ujian tahap II pada 14 Maret-16 Maret.

Sedangkan ujian akan dilaksanakan pada 26-31 Maret mendatang. Ibnu menegaskan, ujian nasional berbasis komputer banyak sisi positifnya bila dibandingkan ujian model konvesional atau berbasis kertas dan pensil. Dengan ujian berbasis komputer, maka anggaran yang dialokasikan pemerintah lebih ringan. Di samping itu, pengoperasian ujian berbasis komputer lebih cepat dan hasil ujian bisa diketahui lebih cepat.(sm/bd)