Menteri Agama Apresiasi Pertemuan Alumni Al-Azhar Indonesia di Solo

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, memberikan mengapresiasi pertemuan Grand Sheikh al-Azhar, Ahmad Muhammad ath-Thayeb, dengan para alumni Al Azhar Indonesia, di Hotel Alila, Solo, Selasa (1/5).

“Ini sebagai ajang silaturahmi dalam memperkuat konsep moderasi Islam,” ujarnya.

Dijelaskan, konsep ini menjadi sangat perlu untuk dikembangkan Indonesia, termasuk dengan bersilaturahim dengan Grand Syekh. “Moderasi Islam yang semakin diperlukan untuk lebih proaktif ikut menata peradaban dunia di tengah tantangan global yang harus kita sikapi bersama,” papar Lukman.

Rektor Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, Prof. Dr. Muhammad Husin Abdelaziz Hassan bangga bisa berjumpa dengan alumni Al Azhar dari Indonesia. Tersebarnya alumni Al-Azhar di berbagai negara menjadi tanda semakin kokohnya Al-Azhar sebagai sebuah pusat pendidikan dunia.

“Saya merasa seperti hari raya karena bertemu dengan alumi Al-Azhar dari indonesia. Patutlah saya menyampaikan betapa kokoh dan tingginya Al-Azhar, Al-Azhar telah membuka hatinya kepada seluruh duta-duta para pelajar dari seluruh dunia,” tutur Husin dalam pidatonya pada acara silaturrahmi alumni Al Azhar dari Indonesia dengan Grand Syekh Al Azhar Ahmad Muhammad Ath Thayyeb.

Ia menjelaskan, saat ini terdapat sebanyak 180 negara yang mempercayakan  generasi bangsanya untuk menimba ilmu di Al Azhar. Di kampus Al-Azhar mahasiswanya mencapai 33 ribu. Dari jumlah itu, 5.000 pelajarnya berasal dari Indonesia. Sementara ada 400 mahasiswa Indonesia yang ada di pascasarjana Al-Azhar.

Husin Abdelaziz mendampingi kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Pror. Dr Ahmad Muhammad Ath Thayyeb ke Indonesia. Adapun agendannya menghadiri Konferenai Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan muslim dunia di Bogor 1-3 Mei serta bertemu dengan alumni Al Azhar dari Indonesia. Selain itu, pada Rabu (2/5) Husin Abdelaziz dan Grand Syekh Al Azhar juga rencananya akan mengunjungi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Pondok Pesantren Gontor Putri di Ngawi Jawa Timur.

Sementara itu, Grand Sheikh al-Azhar Ahmad Muhammad Ath Thayyeb mengajak umat Islam Indonesia untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip yang dipegang Al-Azhar sebagai pusat pendidikan Islam dunia. Umat Islam dan masyarakat Indonesia agar senantiasa hidup berdamai dalam keberagaman.

“Karena pada dasarnya manusia diciptakan Allah berbeda-beda. Kalau Dia menginginkan, niscaya umat manusia menjadi satu, tapi manusia dijadikan berbeda-beda, bahkan dengan perbedaan itulah Allah menciptakan kita semua,” ujarnya dalam tausiyah yang disampaikannya saat berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). (rma/Wul)