Restu Mgr. Rubi untuk LP3KD Jawa Tengah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

 

Semarang – “Senang dan bergembira bahwa kita, Gereja Katolik kita bisa dilibatkan Kegiatan PESPARANI ini” kata Mgr. Rubi di sela-sela jamuan makan malam, dalam rangka Peringatan 1000 hari meninggalnya Mgr. Johanes Pujasumarta, Senin 6 Agustus 2018 di Gereja Ketedral Semarang.

Menurut beliau kegiatan ini sungguh membuat gereja semakin berperan dalam kegiatan yang lingkupnya nasional. Harapannya dengan kegiatan tersebut bisa mengembangkan gereja lebih memasyarakat. Beliau juga berharap tidak hanya mengembangkan kemampuan menyanyi namun menjadi saran pembentukan karakter iman katolik untuk siap menjadi saksi dan pewarta, itu penting. Pada kesempatan ini, Mgr. Rubi juga mengungkapkan bahwa, kehadiran gereja mesti nampak dalam kehidupan bernegara dan berbangsa, maka kegiatan ini menjadi salah satu sarana bekerja bersama pemerintah.

“Dengan kegiatan ini pemerintah juga mempunyai hati untuk gereja maka kita sambut dengan sukacita,” kata Mgr. Rubi.

Pesta Paduan Suara Gerejani yang disingkat Pesparani menjadi kegiatan nasional pertama bagi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia. Kegiatan ini akan berlangsung di Provinsi Maluku mulai dari tanggal 27 Oktober sampai 3 November 2018. Tema dari kegiatan ini adalah Membangun Persaudaraan Sejati dengan sub tema Dengan Penyelenggaraan Pesparani Nasional I, Kita Padukan Tekad dan Upaya Meningkatakan Semangat Persatuan Dan Kebhinekaan Demi Kemajuan Bangsa Dan Kemuliaan Tuhan.

Sebagai wadah kegiatan tersebut dibentuklah Lembaga Pembinaan dan pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah Jawa Tengah yang disingkat LP3KD Jawa Tengah. Lembaga tersebut terbentuk atas kerjasama Bimas Katolik Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Keuskupan Agung Semarang.

Mgr. Rubi merestui pembentukan lembaga ini, artinya gereja dan pemerintah telah bekerja bersama dalam pembetukan karakter menjadi pewarta dan saksi. 

“Bukan karena lomba-lomba saja, namun dengan lomba ini, kita bisa membina orang-orang Katolik menjadi orang-orang militan dalam mengembangkan Iman Katolik,” pesan Mgr. Rubi.(ifo/sua)