081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

KaKanwil : Kita Harus Mampu Menjadi Perekat Semua Agama Yang Ada

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal-Persoalan intoleransi di negeri kita tampaknya masih juga belum teratasi. Hal tersebut bisa dilihat dari berbagai aksi yang terjadi sampai saat ini, seperti yang disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jateng,  H. Farhani,  pada acara pembukaan Dialog Lintas Agama Tingkat Kecamatan di Kota Tegal, Senin (17/09) di Riez Palace Hotel Tegal.

Menurut Farhani, tindakan-tindakan intoleran masih kerap terjadi terutama yang berkaitan dengan agama, hal tersebut dikarenakan masih banyak perilaku yang menjurus pada agama dijadikan sebagai alat atau kepentingan sesaat (pragmatis), lebih-lebih menjelang pesta demokrasi, baik pilkada, pilgub maupun pilpres.

Untuk itu, beliau berharap kepada semua agama khususnya di Kota Tegal untuk bisa merawat hubungan antar agama melalui saling menghormati dan menyadari akan perbedaan, dengan ungkapan “agree is in disagreement” yaitu sepakat/setuju dengan perbedaan.

Perbedaan politik memang mendapat tempat terhormat di negara demokrasi. Namun, mengeksploitasi perbedaan hanya untuk meraup dukungan dengan cara memanipulasi nilai-nilai keberagaman bangsa kita seperti beragamnya suku, bahasa, ras dll, jika itu terjadi maka akan membayahakan kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.

Salah satu kondisi dari sekian kejadian itu adalah saat berlangsungnya Pilkada DKI Jakarta.Kendati hanya berskala regional, isu ahok bisa direkayasa sedemikian sehingga mampu mengoyak bawah sadar sebagian anak bangsa ini. Isu sara “digoreng” sedemikian rupa hingga menyentuh sisi fanatisme buta hingga tidak lagi menyisakan ruang untuk berdialog,”terang Farhani didepan peserta dialog.

Oleh karena itu, beliau berpesan jika kita orang yang beragama, jadilah perekat/magnet dari semua agama yang ada, karena perbedaan adalah keniscayaan, urusan agama adalah urusan keyakinan, jika saudara kita sebangsa namun berbeda agama melakukan suatu kesalahan, maka kuncinya adalah “maafkanlah”.

Dengan saling memaafkan maka hidup kita akan nyaman, damai dan dinamis, sehingga akan tercipta kerukunan hidup dalam berbangsa,” pungkasnya. (Im/rf)