BADKO TPQ Dukung Pembelajaran Kreatif dan Inovatif bagi Ustadz-Ustadzah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Ungaran – Ustadz-ustadzah Taman Pendidikan Alqur’an (TPQ) di Kabupaten Semarang diminta untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengajari santri mengaji di TPQ. Demikian disampaikan ketua Badan Koordinasi (BADKO TPQ) Kabupaten Semarang Much Risun saat membuka kegiatan lomba kreatifitas dan inovasi ustadz dan ustadzah TPQ di Aula Masjid Assalam Bawen, Minggu (28/10).

“Ustadz-ustadzah ini menjadi tumpuan harapan dalam menyampaikan ilmu. Kami harap mereka punya cara mengajar yang kreatif berbasis pengalaman yang ada. Bisa dengan cerita, menyanyi, berpuisi dan lain sebagainya sehingga anak-anak tetap semangat dan antusias dalam belajar,” tegas Risun.

Lebih jauh Risun menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi adanya susupan ajaran-ajaran yang dikhawatirkan menyimpang dalam pembelajaran di TPQ, secara periodik pengurus BADKO TPQ Kabupaten melakukan pertemuan rutin dengan pengurus BADKO TPQ di tingkat kecamatan.

“Kami selalu memantau agar tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan di pendidikan TPQ. Adapun orientasi kami semata hanya ingin mewujudkan generasi-generasi qur’ani,” lanjutnya.

Secara rinci Risun menyampaikan bahwa di Kabupaten Semarang tercatat ada 1.885 ustadz-ustadzah yang mengajar di 1066 TPQ, 2.130 ustadz-ustadzah yang mengajar di 349 Madin dan 810 ustadz-ustadzah yang mengajar di 189 Pondok Pesantren. Kesemuanya bernaung di bawah Kementerian Agama Kabupaten Semarang, yang dalam hal ini pengawasannya dilakukan oleh seksi PD.Pontren.

Sementara itu ketua panitia Siti Sulaeni yang juga kepala TPQ Assalam PT. Apac Inti Corpora Bawen, menginformasikan bahwa kegiatan lomba diikuti oleh 24 peserta terdiri dari 11 ustadz dan 13 ustadzah yang merupakan perwakilan dari 19 kecamatan se-Kab.Semarang.

Menurutnya, selain untuk mencari bibit-bibit unggul yang akan mewakili Kabupaten Semarang ke tingkat Provinsi untuk lomba serupa, kegiatan dimaksudkan untuk menggali kemampuan ustadz-ustadzah dalam model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.

“Tahapan seleksi yang kami lakukan meliputi seleksi administrasi, tes tertulis dan tes wawancara terkait Alqur’an, hadist dan hafalan doa sehari-hari,” terang Sulaeni. (shl/gt)