Bupati Klaten Pimpin Upacara Hari Santri Nasional

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Upacara bendera Hari Santri Nasional tingkat Kabupaten Klaten, dipimpin Bupati Klaten Sri Mulyani, digelar di Alun-alun Kota Klaten, yang diikuti sekitar 6.000 orang dari madrasah, pondok pesantren dan seluruh ASN Kemenag Klaten. Turut hadir jajaran Forkopimda, pejabat pemerintah daerah, tokoh ormas dan para tokoh agama di Klaten, Senin (22/10)

Dalam sambutannya, Bupati Sri Mulyani mengatakan, bahwa sejarah membuktikan santri bersama para pejuang berperan sangat penting dalam merebut kembali kedaulatan negara Republik Indonesia dari penjajahan. Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, A Hassan, Ahmad Syurkah, dan Mas Abdul Rahman secara historis telah diakui perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Peringatan Hari Santri hendaknya dapat menjadi pengobar semangat kaum santri masa kini, untuk memberikan perannya dalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para santri pendahulu di masa perjuangan kemerdekaan,” jelas Sri Mulyani.

Sesuai dengan tema Hari Santri Nasional 2018, yaitu “Bersama Santri Damailah Negeri”, Bupati Klaten berharap tema itu tidak hanya sekadar menjadi jargon atau slogan saja. Tema itu diharapkan benar-benar dapat memotivasi dan menginspirasi para santri untuk meningkatkan peran sertanya dalam menciptakan Indonesia yang damai demi keberlangsungan pembangunan. Di tahun-tahun politik seperti sekarang ini, kaum santri hendaklah dapat menjadi pelopor dan perekat persaudaraan kebangsaan  bagi bangsa Indonesia yang ditakdirkan sebagai bangsa yang sangat majemuk.

Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten, Masmin Afif mengatakan, jumlah ribuan santri itu merupakan potensi kekuatan yang besar untuk berperan serta dalam pembangunan di Kabupaten Klaten.

“Peringatan Hari Santri Nasional hendaknya juga dapat menjadi semangat pemersatu langkah bagi seluruh santri, mengingat tantangan perubahan zaman ke depan semakin berat. Karena itu, para santri masa kini diharapkan dapat memperkuat jiwa religius keislaman dan sekaligus juga jiwa nasionalisme,” harap Masmin.

“Seluruh pondok pesantren menjadi partner pemerintah dalam turut serta menanggapi berbagai isu yang sedang marak melalui berbagai upaya yang dapat dilakukan, seperti mempromosikan gerakan antinarkoba, gerakan antikekerasan, dan gerakan antiradikalisme,” imbuh Kakankemenag.

Upacara diawali dengan unjuk kebolehan oleh drumband MTsN Cawas dan MTsN Prambanan.(aj/sua)