Gelar Haji Itu Berat, Harus Bisa Jaga Diri Ditengah Masyarakat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pati – Menjadi haji, bukanlah hal yang mudah. Selain menunggu giliran keberangkatan yang begitu lama, juga banyak hal yang harus dipersiapkan.

Hal itu disampaikan Bupati Pati Haryanto, saat menghadiri pengajian dalam rangka penyambutan haji baru sekaligus perayaan tahun baru hijriyah di Pendopo Kabupaten Pati, Minggu (14/10)

Hadir pula dalam kegiatan tersebut Kasi PHU beserta istri mewakili Kepala dan Ketua DWP Kantor Kemenag Kab. Pati, Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Persit Pati. Bupati Pati Haryanto selaku kepala daerah, juga sekaligus sebagai ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Pati.

“Kalau lancar ketika berangkat ke tanah suci, semua orang pasti ingin lancar juga ketika ibadah serta kembali ke tanah air. Karena itulah kita yang sudah menunaikan ibadah haji wajib bersyukur, masih diberi umur panjang dan kesempatan ke tanah suci. Karena sekarang ada batasan umur yang berangkat haji, yaitu paling muda usia 12 tahun. Namun karena menunggu giliran keberangkatan hingga belasan bahkan puluhan tahun, jadi ketika mendaftar usia 12, berangkat di usia lebih dari 25 tahun,” ungkapnya.

Di acara itu juga terungkap bahwa dari jumlah jamaah yang berangkat dari Pati sebanyak 1.598 orang, ketika sudah di tanah suci, ternyata ada lima jamaah yang meninggal dunia dikarenakan ada yang sakit, karena secara fisik memang sudah lansia. Untuk itu Bupati berpesan bahwa jamaah yang telah kembali ke tanah suci, wajib bersyukur.

“Haji itu wadahnya ya di IPHI, jangan sampai malah nanti usai pulang dari haji, kemabrurannya tidak terjaga dan malah membawa dampak yang tidak baik. Kalau haji asal Tlogowungu ya gabung dengan IPHI Tlogowungu, kalau asal Pati ya gabung IPHI asal Pati dan seterusnya. Karena ada dua hal yang berat, yakni ketika menempuh haji di tanah suci begitu berat, saat pulang ke tanah air juga berat karena otomatis akan jadi sorotan di tengah masyarakat,” imbuhnya.

Suami Musus Indarnani ini juga mengingatkan bahwa seorang haji harus bisa menjaga diri di tengah masyarakat. Baik atau buruknya perilaku seorang bergelar haji, tetap akan menjadi sorotan dan perbincangan masyarakat.

Oleh karena itu, lanjutnya, menjaga kemabruran haji itu bukanlah yang mudah. Setelah kembali ke tanah air, otomatis menjadi keanggotaan IPHI, serta menjadi keteladanan di tengah masyarakat. Bupati berharap acara penyambutan dan gelar haji yang didapat, membawa manfaat terhadap diri masing – masing, bagi kepentingan umat, serta memberi contoh yang baik di masyarakat.

“Meski sudah memasuki bulan Safar, ayo kita di tahun hijriyah ini, menjadi pribadi yang lebih baik ketimbang tahun hijriyah sebelumnya. Dan semoga juga dijauhkan dari segala mara bahaya yang ada,” harapnya.

Pada kesempatan itu, diserahkan pula bantuan untuk enam panti asuhan, santunan kepada 100-an anak yatim dan bantuan untuk anak asuh. (PN/AM)