Hari Santri, Refleksi dan Momentum untuk Berbenah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Magelang – Badan Koordinasi (Badko) TPQ Kota Magelang menyambut gembira Peringatan Hari Santri Nasional Ke 4. Kementerian Agama dan Kesra Pemerintah Kota Magelang bekerjasama menyelenggarakan giat Apel dan Pawai Santri yang bertemakan “Damailah Negeri bersama Santri,” di Alun alun Kota Magelang. Dengan peserta kurang lebih 600 santri dari TPQ dan peserta didik TK/BA/RA se Kota Magelang, Minggu(21/10).

Sejak pukul 07.00 wib  para santri telah hadir memadati lingkaran Alun Alun Kota Magelang, siap melaksanakan Apel dan Pawai. Juga hadir dalam acara tersebut, Kasi Penmad Kemenag, Ketua BADKO TPQ, Kabag Kesra Setda Kota Magelang, Pihak Polres lalulintas selaku Keamanan, Para Penyuluh Agama Islam dan para ustadz ustadzah pendamping TPQ. Even ini dimeriahkan Grup Drumband dari Pondok Pesantren Al-Kautsar, Ndudan, Kota Magelang.

Arti dan makna Hari Santri Nasional memiliki arti dan makna yang penting bagi kalangan santri sendiri, dan segenap elemen bangsa. Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri merujuk pada peristiwa dikeluarkannya Resolusi Jihad. Pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari, pada tanggal 22 Oktober 1945 mengumumkan fatwanya yang kemudian dikenal sebagai Resolusi Jihad, yang memuat seruan bahwa setiap Muslim wajib memerangi penjajah. Sehingga pejuang yang gugur dalam peperangan melawan penjajah pun dianggap mati syahid. Resolusi jihad ini dikeluarkan seiring dengan kembalinya tentara kolonial Belanda yang mengatasnamakan NICA ke Indonesia, yang baru Merdeka beberapa bulan.

“Hari Santri Nasional memiliki arti, makna dan filosofi yang bukan hanya diperingati secara euforia atau seremonial belaka, tetapi menjadi momentum untuk refleksi yang kemudian menjadikan dasar refleksi itu untuk berbenah dan terus meningkatkan kualitas santri demi kemajuan bangsa,” lanjut Mustofa.

Di sela sela sambutanya, Kasi Penmad, H. Mustofa Muhroji, Lc., juga menyampaikan kepada para hadirin dan Ustadzah pendamping, bahwa Hari Santri Nasional ini sebagai momentum untuk berbenah. Sebab, diakui atau tidak, santri saat ini dihadapkan pada situasi yang lebih berat dengan adanya perubahan global yang begitu masif.

“Mari, Hari Santri Nasional ini dijadikan momentum untuk berbenah, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) santri untuk menjawab dan menghadapi tantangan, serta perubahan-perubahan global,” tegas Mustofa.

H. Ahmad Wildan, selaku ketua umum penyelenggaraan even ini, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut mendukung dan berpartisipasi atas terselenggaranya kegiatan ini baik secara materi maupun non materi. Di penghujung acara kegiatan, di semarakkan dengan lomba menggambar/mewarnai dan BCM/ bermain, bercerita, menyayi yang di pusatkan di Masjid Agung Kota Magelang.

“Semoga negeri ini selalu damai bersama santri, diharapkan kaum santri menyadari tanggung jawab yang lebih besar dalam menjaga, memelihara, dan merawat ke Indonesiaan,” ungkap Ahmad Wildan.(Afi/Sua)