Ketika anak-anak muda berdiskusi makna toleransi dan kerukunan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Beberapa  kelompok anak-anak muda Tengah berdiskusi tentang makna toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan makna yang berbeda-beda dan disaksikan oleh puluhan peserta lainnya.

Diskusi tersebut mewarnai kegiatan Sekolah Kerukunan Lintas Agama (Salam) yang diadakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Rembang bekerjasama dengan FKUB Kabupaten Rembang selama dua hari, Jumat-Sabtu (26-27/10/2018) di lingkungan Kankemenag kabupaten Rembang. 

Acara ini diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari sekolah dan perguruan tinggi di Rembang dan dari semua agama di Rembang. Dibagi menjadi enam kelompok, pada hari pertama, masing-masing kelompok diminta untuk berdiskusi tentang makna kerukunan dan toleransi antar umat beragama, utamanya di Indonesia.

Ali Muhyiddin, panitia kegiatan mengatakan, kegiatan dikemas bukan dengan paparan materi. Namun, materi dikembangkan dari peserta itu sendiri dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam diskusi, peserta diminta untuk membuat gambar yang menjelaskan kerukunan umat beragama dan toleransi. Hasil diskusi tersebut kemudian dipresentasikan ke depan dan didiskusikan dengan kelompok lain.

“Dengan metode ini, kami ingin peserta bertukar pikiran dan berdiskusi tentang makna toleransi. Semuanya memberikan penjelasan yang berbeda, namun intinya sama, yaitu toleransi dapat memperkuat persatuan bangsa,” paparnya.

Salah satu peserta, Yusuf menggambarkan toleransi dengan sebuah gambar puzzle. Dalam puzzle tersebut, terdiri dari berbagai macam suku, ras, dan agama. Puzzle tersebut diacak. “Puzzle yang teracak tersebut adalah gambaran dari permasalahan toleransi. Dan tantangannya adalah memecahkan masalah tersebut hingga puzzle menjadi susunan yang kembali sempurna,” paparnya. –iq