Cerita Penyuluh Agama Ngaji di Desa Terpencil

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Sarang adalah kecamatan yang terbilang luas di Kabupaten Rembang. Mempunyai luas sekitar 90 km2, Kecamatan ini tergolong padat penduduk. Sehingga, KUA nya pun terbagi menjadi dua, yaitu KUA Sarang I dan Sarang II.

Di salah satu ujung kecamatan ini, terdapat sebuah pedukuhan kecil. Yaitu Dukuh Sidorejo, Desa Tawangrejo, Sarang. Dukuh ini dikelilingi oleh ladang dan hutan. Jarak Dukuh ini berkisar 3 km dari pusat desa Tawangrejo.

Jumlah penduduknya pun hanya berkisar 50 keluarga. Sesepuh dukuh Sidorejo ini adalah Mbah Wadio. Mbah Wadio menceritakan, sesepuh dukuh ini berasal dari Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.  Dan dari waktu ke waktu, penduduknya berkembang dan kini  berjumlah 57 keluarga.

Karena minimnya penduduk yang ahli dalam bidang agama, Mbah Wadio meminta penyuluhan di dukuh ini untuk diintesifkan. Termasuk meningkatkan kemampuan untuk menjadi imam sholat rowatib. Oleh karena itu, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang menjadikan dukuh ini sebagai salah satu daerah prioritas penyuluhan.

Untuk menjalankan sholat berjamaah, penduduk hanya mempunyai satu musholla yang ukurannya tidak terlalu besar. Sehingga, untuk melaksanakan sholat Jum’at, penduduk harus berangkat menuju pusat desa dan harus melewati jalan yang kondisinya naik turun, sudah rusak dan sering licin oleh hujan.

Karena itu, beberapa waktu lalu,  perwakilan penduduk didampingi oleh Penyuluh Agama Islam, Fahrur Rohman, sowan kepada KH Maimun Zubair, yang Ponpesnya berdomisili di Sarang. Mengutarakan permasalahan tersebut, Mbah Mun dawuh pembangunan masjid agar dilaksanakan supaya penduduk tidak perlu jauh-jauh untuk menunaikan Sholat Jum’at.

Hal ini menjadikan kegembiraan bagi penduduk Dukuh Sidorejo. Apalagi lahan untuk membangun masjid itu sudah tersedia. “Sudah ada warga yang bersedia mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid,” kata Fahrur Rohman.

Sebagai komitmen untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama Islam di dukuh ini, delapan penyuluh Agama Islam honorer yang ada di kecamatan Sarang pun berbagi tugas untuk memberikan penyuluhan rutin setiap minggu.

“Sudah menjadi tugas penyuluh, di mana pun, kendati di desa terpencil, harus siap melaksanakan tugas mulia ini,” pungkas Fahrur Rohman. – Shofatus Shodiqoh/bd