Mengoptimalkan Fungsi KUA Sebagai Pusat Dakwah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – KUA bukan hanya sebagai Balai Nikah dan Bimbingan Manasik Haji saja, akan tetapi juga bisa difungsikan sebagai Pusat Dakwah Islam. Demikian disampaikan Joko Sarjono, Penyuluh Agama Islam pada Kuliah Ahad Pagi perdana, di KUA Baru Kecamatan. Pasarkliwon Surakarta, Ahad pagi (13/1) kemarin.

Lebih lanjut Joko menyampaikan bahwa KUA yang baru di fungsikan pada (10/12), tahun lalu itu, mulai hari ini dan seterusnya akan dimanfaatkan untuk memberikan layanan pada masyarakat sebagai bukti kepedulian Pemerintah terhadap pembinaan agama pada masyarakat. Karena sebagaimana isi dari visi Kementerian Agama yang pertama yaitu ; terwujudnya masyarakat yang taat beragama.

“Jadi melalui kuliah ahad pagi ini diharapkan dapat meningkatkan ketaatan beragama bagi masyarakat khususnya jamaah yang hadir ini,” ujarnya.

Disamping itu, katanya, dengan aktif mengikuti pengajian Ahad pagi ini Jamaah diharapkan bisa hidup rukun. Rukun sebagaimana yang dicanangkan pemerintah pada trilogi kerukunan umat beragama. Yaitu rukun dengan sesama muslim, rukun antar agama, muslim dengan non muslim, dan juga rukun antar umat beragama dengan pemerintah.

“Kalau hidup ini rukun pasti ada kedamaian, pasti ada kenyamanan dan ketentraman,” tegasnya.

Untuk selanjutnya, diharapkan melalui pengajian Ahad pagi ini jamaah semakin cerdas dalam menyikapi dinamika kehidupan beragama dimasyarakat yang beraneka ragam permasalahan yang ada, sehingga dengan kecerdasanya itu dapat menempatkan diri sebagai umat yang mewarisi Nabi Muhammad SAW, yaitu umatan wasathon yang mendatangkan rohmatan lil 'alamin.

Kemudian,terangnya lagi, dengan terus mengikuti pengajian di KUA ini diharapkan dapat menjadikan sejahtera lahir batin sebagaimana telah dilakukan oleh Kementerian Agama tentang adanya Undang-undang  zakat, wakaf dan lain sebagainya.

“Tujuannya  untuk menyejahterakan umat. Hal ini selaras dengan program yang dicanangkan Walikota Surakarta, dengan W3MP, (waras, wareg, wasis mapan, dan papan). Semua demi terwujudnya keinginan bersama dengan semangat gotong royong,” ungkapnya.

Sementara itu, Ustadz Farid bin Hasan dalam tausiyahnya menyampaikan materi tentang Ikhlas.

“Bahwa segala hal harus dilakukan dengan ikhlas, sebagai mana logo Kementerian Agama atau KUA yaitu ikhlas beramal,” katanya.

Pertama ikhlas saat beribadah. Karena ibadah yang  akan diterima Alloh  SWT adalah yang dilaksanakan dengan tulus, ikhlas  hanya karena Allah. Kemudian ikhlas ketika diberi kenikmatan Allah. Maksudnya, disaat kita diberi kenikmatan tidak lupa diri dan tetap mengingat Allah.  Karena datang dan perginya nikmat itu dari Allah.

“Yang terakhir,  ikhlas dikala menerima musibah.  Saat ditimpa musibahpun hendaknya kita tetap ikhlas menerimanya. Karena itu termasuk ujian keimanan kita kepada Alloh SWT dan kita selalu berharap dapat melampau ujian tersebut dengan selamat dan lulus,” pungkasnya.(joko_rma/wul)