081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Santri Milenial : Santri Anti Hoak

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus,  (17/1)  Perubahan zaman begitu cepat , dari zaman kuno hingga zaman milenial. Perubahan tersebut tidak selalu menimbulkan sisi positif tetapi juga dapat menimbulkan sisi negatif. Maka diperlukan sikap selektif dalam menerima perubahan agar tidak mudah tergerus pengaruh negatif. Terlebih bagi generasi milenial, termasuk santri yang dituntut untuk selalu waspada terhadap informasi hoax. Saat ini zamanya media sosial (medsos), informasi begitu cepat tersebar, oleh karena itu para santri harus membekali diri dengan berperilaku yang positif untuk mencegah informasi yang tidak benar . Hal tersebut disampaikan bupati Kudus HM. Tamzil saat membuka acara Halaqoh Santri Menghadapi Era Milenial yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Kudus bersama FKPP( Forum Komonikasi Pondok Pesantren) Kabupaten Kudus yang diikuti  sebanyak 100 santri di Gedung Arwaniyah Kudus .

“santri harus benar banar memanfaatkan media sosial dengan baik yang digunakan kegiatan yang positif. “ Di zaman Now ini , media sosial harus dijadikan sebagai wadah untuk mencari ilmu bukan untuk menyebar berita negatif . Santri milenial adalah santri yang menentang hoax”. tegas Tamzil “ tegasnya .

Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, Noor Badi dalam materinya yang berjudul Penguatan Ponpes di Era Milenial mengatakan  globalisasi merupakan suatu keniscayaan yang dihadapi setiap negara. Pesatnya kemajuan tehnologi saat ini mengakibatkan lahirnya generasi milenial dan di  era  ini setiap informasi dapat dengan cepat tersebar dan diakses oleh siapa saja . Oleh karena  itu dalam menghadapi era milenial ini   para santri dituntut untuk mampu mengembangkan ilmunya sehingga memiliki kemampuan dalam berfikir kritis, kreatif , kemampuan berkarya , berkolaborasi dan penuh percaya diri. Ditambahkan bahwa ada beberapa ciri generasi di zaman Milenial diantaranya adalah kritis terhadap fenomena sosial, suka yang serba cepat dan instan serta gampang bosan pada barang yang dibeli. Acara dilanjutkan sesen tanya jawab dengan para peserta yang dipandu oleh Kepala Kantor Kemenag Kudus (St.Zul/wwk/bd).