081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Kedisiplinan Dukung Zona Integritas

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Kedisiplinan bagi para guru dan pegawai di lingkungan madrasah pada jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga sudah merupakan hal yang bersifat final. Sehingga kedisiplinan sudah tidak perlu dibahas kembali. Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Karsono dalam pembukaan Sosialisasi UAMBN-BK Tingkat MTs Tahun 2019 di Gedung PGRI Purbalingga, Jumat (8/2/2019).

Di hadapan 120 peserta yang terdiri dari Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs), proktor dan teknisi Karsono meminta agar mereka mempertahankan ritme yang telah baik tersebut.

Branding di masyarakat adalah dikenalnya madrasah dengan guru-guru yang disiplin. Maka capaian yang telah baik ini terus pertahankan. Imbasnya nanti masyarakat akan terus memberi kepercayaan. Karena pengawas sejati dalam dunia pendidikan adalah masyarakat di sekitar lembaga pendidikan tersebut,” ungkapnya.

“madrasah bisa menutupi berbagai kekurangan yang ada dengan meraih prestasi nilai terbaik pada Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs,” harap Karsono.

Pakta Integritas

Terkait pelayanan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga Karsono mengingatkan, pada September 2018 lalu seluruh pihak di jajarannya telah melakukan kesepakatan dengan menandatangani Pakta Integritas.

“Kita sudah sepakat untuk bersama-sama mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Bebas Bersih Melayani (WBBM). Karena kita tahu Kementerian Agama oleh masyarakat dianggap ibarat baju putih, sehingga noda sedikit saja akan terlihat. Maka kita harus mewujudkan pembangunan Zona Integritas yang akan meningkatkan eksistensi dan kewibawaan Kementerian Agama,” jelasnya.

Menurutnya ada 3 hal yang perlu dibangun untuk mewujudkan Zona  integritas

Pertama, membangun Sistem yang kuat.  Setiap kegiatan harus dimusyawarahkan dan ditetapkan bersama-sama, dan harus sesuai aturan Juklak/Juknis yang ada. Kedua, membangun budaya hidup yang bersih agar Kementerian Agama semakin berwibawa. Ketiga, membangun pola pikir (mindset) yang lebih baik,” pungkasnya. (sar/bd)