Peran Penyuluh Penting dalam Menangkal Hoax dan Ujaran Kebencian

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Jepara – Sat Binmas Polres Jepara bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara dalam hal ini Seksi Bimbingan Masyarakat Islam menggelar Rapat Koordinasi Pembentukan dan Pembekalan Da’I Kamtibmas di Aula 2 Kemenag Jepara, Selasa (05/03).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Kankemenag Jepara, yakni Kasi Bimas Islam, Muslih, Kanit Bintibmas Polres Jepara, Aiptu. Ustan Sulistiyanto, dan dihadiri 50 penyuluh agama Islam non-PNS dari seluruh penjuru kabupaten Jepara.

Kasi Bimas Islam, Muslich, meminta penyuluh agama Islam untuk ikut serta dalam menangkal hoax dan ujaran kebencian yang muncul khususnya menjelang Pileg dan Pilpres, baik itu di media sosial ataupun dunia nyata.

Ditengah maraknya arus informasi bebas yang beredar di media sosial yang memunculkan hoax dan ujaran kebencian, kata Muslich, penyuluh agama Islam diharapkan bisa jadi penjernih dan tempat untuk menemukan berita yang benar dan sesuai fakta.

“Kami minta penyuluh untuk bisa teliti menyaring berita yang muncul baik di media sosial maupun duni nyata. Jangan sampai penyuluh justru ikut serta menyebarkan konten hoax dan ujaran kebencian. Penyuluh justru seharusnya bisa menjadi penjernih dan tempat bagi semua orang bertanya dan menemukan berita yang sebenarnya dan sesuai fakta,” ujar Muslich.

Sementara itu, Kanit Bintibmas Polres Jepara, Aiptu, Ustan Sulistiyanto, menjelaskan potensi ancaman konflik menjelang Pileg dan Pilpres. “Ada empat potensi konflik yang biasanya terjadi dan harus kita waspadai menjelang pemilihan umum, yakni isu politisasi agama, pengerahan masa, money politic, ujaran kebencian/SARA dan fitnah melalui media online,” ujar Aiptu Ustan.

Ujaran kebencian mempunyai porsi yang cukup dominan yang sering terjadi dan mempunyai dampak yang cukup besar menjelang pemilihan umum. Bahkan hal ini bisa memicu konflik yang berkepanjangan apabila tidak segera diredam.

“Ujaran kebencian akan berdampak sangat besar bagi masyarakat apabila tidak segera diredam. Hal ini bisa memicu pengerahan masa bahkan bisa terjadi kontak fisik hingga berujung ke meja hijau” tutur Aiptu Ustan.

Aiptu Ustan meminta kepada para penyuluh untuk ikut serta menangkal hal-hal tersebut supaya potensi konflik tidak akan muncul bahkan sampai terjadi di wilayahnya masing-masing. (fm/gt)