Kemenag Karanganyar, Gelar Rakor Penyuluh Kristen

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Dalam rangka menjalin silaturahmi dan evaluasi program kerja Penyuluh Agama Kristen Kabupaten Karanganyar khususnya dalam masa pandemi, Kementerian Agama Kab. Karanganyar melalui Bimas Kristen gelar Rapat Koordinasi Penyuluh Agama Kristen, Selasa, 26/1, di Aula Kemenag Karanganyar.

Kakan Kemenag Kab. Karanganyar, Wiharso berkesempatan membuka sekaligus memberi sambutan dalam kegiatan tersebut. Wiharso mengimbau kepada seluruh penyuluh agar saling sharing pengalaman dan pengetahuan.

“Masyarakat Indonesia dan dunia yang sedang didera oleh pandemic Covid-19, diharapkan para penyuluh mampu memberikan informasi yang benar (melawan hoax) sehingga masyarakat tidak bergejolak. Tradisi kehidupan era-baru (New Normal) harus selalu mendisiplinkan diri untuk selalu “3M” (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan menjaga jarak). Budaya tersebut supaya selalu disosialisasikan dan digelorakan kepada masyarakat untuk menekan rantai penularan virus,” kata Wiharso.

Masing-masing penyuluh diharapkan punya peran di wilayahnya. Tentu tidak semua penyuluh harus tampil di depan, tetapi tetap harus berkiprah sesuai tugasnya. Yang terpenting adalah jalin komunikasi dan bersinergi dengan institusi lainnya.

“Budaya masyarakat sebagai dampak dari modernisasi yang diusung era industrialisasi “4.0” (four point zero) mendorong masyarakat bersifat individualistic dan pragmatis. Kebiasaan tersebut harus menjadi tantangan bagi para penyuluh agama, agar nilai-nilai budaya lokal (gotong-royong, empaty, dll) tidak punah. Tidak bisa kita melawan laju industrialisasi namun dampak negatipf yang ditimbulkan oleh industrialisasi harus kita minimalisir sebisa mungkin, sehingga kehidupan masyarakat berjalan normal,” tutur Wiharso.

Di akhir kegiatan, Wiharso  menyampaikan Take Line Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah

“Kemenag Jateng-MAJENG (Moderat, Akuntabel, Jernih dan Ngayomi), merupakan akronim yang mengandung nilai-nilai budaya kerja yang harus secara terus-menerus kita implementasikan kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluh,“ pungkas Wiharso.(ida-sua)