Tingkatkan Soliditas, Kapolres Kebumen Ajak Dialog Kemenag dan Tokoh Agama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kebumen – Dalam rangka meningkatkan solidias Polri dan tokoh agama di Kebumen, Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanotama mengajak dialog Kemenag dan pengurus FKUB Kebumen pada Kamis (11/02). Bertempat di RM Arie 2 JL. Lingkar selatan Kebumen kegiatan berlangsung dengan santai namun tetap menjaga kedisiplinan protocol kesehatan.

Pada kesempatan tersebut Kapolres menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Kemenag dan pengurus FKUB Kebumen yang telah berperan nyata dalam menjaga kondusifitas Kamtibmas di Kebumen. Selain apresiasi dan penghargaan beliau juga menyampaikan permohonan maaf karena setelah 2 bulan 2 minggu menjabat Kapolres Kebumen baru bisa meluangkan waktu berdialong bersama Kemenag dan FKUB.

Kapolres sebagai pembina dan pengemban ataupun pelaksana Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), merasa sangat penting dan perlu mengadakan kegiatan dialog semacam ini. “Kami  menyadari dan kami paham betul bahwa beban tugas kami tidak bisa kami emban dan laksanakan sendiri. Karenanya kami sangat membutuhkan kerjasama dari seluruh komponen terkait, utamanya bapak/ibu dari Kemenag dan FKUB, ini menjadi penting untuk kita terus bisa berkoordinasi dan bersinergi” katanya.

Disampaikan bahwa memang betul selama ini ada beberapa permasalahan yang terjadi di Kebumen, namun dalam 2 bulan ini telah kami maping. Dan alkhamdulillah berkat bantuan dan koordinasi dari seluruh elemen, banyak juga yang terselesaikan dengan cara komunikasi dan koordinasi.

“Kami merasakan betul bantuan sinergitas dan pemikiran  tokoh – tokoh di Kebumen dalam menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang sifatnya bisa diselesaikan dengan komunikasi dan koordinasi serta dialog, semata – mata kita hanya untuk menjaga harkamtibmas di kebumen,” tegasnya.

Disampaikan juga saat ini kamtibmas terkait kriminal di Kebumen sangat terkendali, Kebumen adem dan tentrem. Kaitannya dengan adanya potensi konflik horisontal relative tidak banyak. Dinamikanya agak sedikit meningkat ketika memang di Jakarta selaku episentrum ada gejolak.

Lebih lanjut ditegaskan Peter Yanotama bahwa, “negara tidak boleh kalah dengan kelompok – kelompok foundamental, kelompok yang ingin merobek – robek kebhinekaan, dan kelompok yang ingin berada di atas negara dengan mengedepankan paham radikal kemudian ingin mencerai berai toleransi. Hal ini sebagaimana disampaikan Presiden dan Kapolri,” ungkapnya.

“Kita harus merapatkan barisan dan bergandengan erat, menyamakan persepsi bahwa kelompok – kelompok semacam itu tidak boleh hidup di wilayah Kebumen,” pungkasnya. (fz/qq)