Guru MIN 1 Kendal Nobar Computational Thinking

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kendal – Undangan Direktur KSKK untuk para pejuang Madrasah seluruh Indonesia agar Kepala Madrasah mengajak para guru mengikuti program Pengenalan Computational Thinking (CT), mendapatkan respon yang sangat luar biasa bagi guru-guru di MIN 1 Kendal. Layar lebar digelar, semua guru mengikuti kegiatan dengan seksama dan antusias di Madrasah setempat, Jum’at (26/02).

Materi demi materi diikuti dengan seksama. Pada sesi pertama, Direktur KSKK menyapa guru Madrasah di seluruh Indonesia. Dirinya berharap agar CT ini bisa menjadi modal pembelajaran ideal dan millennial,  juga mengantarkan  peserta didik yang solutif, mampu menjawab tantangan dunia yangg kompetitif.

Pada sesi berikutnya pakar Bebras Indonesia, Inggriani Liem dengan semangat yang menggebu menyampaikan tentang Bebras Indonesia Computational Thinking untuk guru Madrasah. Dirinya mengajak kepada segenap guru Madrasah untuk memperkenalkan CT kepada peserta didiknya melalui latihan-latihan soal bebras.

“Latihan soal Bebras, bukanlah sebuah lomba namun belajar, yang penting bermakna dan mendalam, tidak ada batasan waktu. Guru bisa membahas dalam kelompok dan mengajukan sebuah solusi yang paling optimal. Untuk setiap soal yang dibahas, setiap peserta didik perlu melakukan refleksi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penting untuk pengembangan berpikir,” tuturnya.

Diketahui Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah untuk mempromosikan Computational Thinking (Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika) di kalangan guru dan murid mulai tingkat dasar, serta untuk masyarakat luas.

Dengan ruang lingkup kegiatan yakni, menumbuhkan kreativitas siswa, budaya informasi, algoritma dan berpikir komputasi; memudahkan pemahaman yang lebih dalam teknologi informasi; mendorong siswa untuk menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan belajar mereka dengan lebih antusias; melibatkan anak-anak dalam memanfaatkan teknologi informasi, komputer, dan aplikasi mereka sejak dini di sekolah; mengungkapkan kepada siswa keuntungan dari teknologi informasi untuk membantu dalam belajar berbagai mata pelajaran.

Selepas acara, Himatul Aliyah salah satu peserta berpendapat bahwa penerapan CT di Madrasah sangat bagus namun butuh persiapan sebelumnya baru kemudian diproses. Oleh karena itu, jika CT  disadari sejak awal, maka peserta didik akan memiliki kemampuan berpikir kritis dan solutif. Terkait dengan persiapan yang dibutuhkan guru, dirinya mengusulkan agar guru memahami kerangka berpikir AADP (Abstraction, Algoritma, Decomposing, Patern Recognisition).  Kerangka berpikir ini mengajarkan agar ketika mendapatkan suatu masalah, maka diuraikan masalah tersebut menjadi bagian yang lebih kecil/sederhana, menemukan polanya dan mencari solusi permasalahannya. (sby/bel/rf)