Pembukaan Bimtek Penerapan EDM dan e-RKAM Bagi Tim Madrasah Inti di Jawa Tengah-2.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab. Pekalongan – Dalam rangka Implementasi Proyek Realizing Education's Promise – Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR). IBRD Loan Number 8992-ID Tahun Anggaran 2020, Kementerian Agama menyelenggarakan Kegiatan Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Evaluasi Diri Madrasah (EDM) dan e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran berbasis Elektronik) bagi Tim Inti Madrasah, Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah.

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis s/d Senin, tanggal 25 s/d 29 Maret 2021. Waktu pukul 07.30 – 17.30 WIB. Bertempat di Hotel Istana Jalan Gajah Mada 23-25 Pekalongan Barat, dengan Format Tatap muka selama 5 hari.

Sebanyak 13 Madrasah yang terdiri atas Tim Inti Madrasah (3 orang) sebagai peserta aktif dari unsur Kepala Madrasah, Bendahara Madrdah dan staf Pelaksana yang bertanggung jawab atas pengelolaan program BOS pada satuan pendidikan Madrasah  masing-masing satker.

H.Kasiman Mahmud Desky selaku Kepala Kankemenag Kabupaten Pekalongan dalam kesempatan tersebut menyampaikan pengarahan Dirjen Pendis sekaligus membuka kegiatan.

Kakankemenag menyampaikan rasa syukur alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan baik walaupun dengan media zoom, juga menekankan agar kegiatan ini dapat sebagai upaya untuk memudahkan kita dalam perencanaan; penganggaran; pelaksanaan dan pelaporan serta berharap harus tetap koordinasi dengan Seksi Pendidikan Madrasah.

Dalam kesempatan itu disampaikan pula oleh Kakankemenag bahwa setiap ASN memiliki tugasnya masing-masing, baik sebagai JFU, JFT dan pimpinan, yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang profesional khususnya tenaga pendidik dan kependidikan, maka  EDM dan e-RKAM ini bagian dari upaya untuk meningkatkan kompetensi dan memudahkan tenaga kependidikan melaksanakan tugasnya.

“Pada tahun 2020 sudah ada 15.422 madrasah yang menjadi pilot proyek yang akan diaplikasikan tahun depan. Sementara ada sekitar 20.000 madrasah akan didiklat pada tahun 2021 ini, dan sisanya pada tahun 2022. Adapun anggaran pendidikan yang terbatas akan dibantu oleh World Bank US $ 250 (3;5 T),”ujar Kakankemenag.

“Mengingat semua pelayanan  telah berbasis elektronik seperti diantaranya : simkah, simas, simzat, simpeg, emis, simpatika, maka suatu keniscayaan dalam penguasaan  IT (Teknologi Informasi), sehingga kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan ke depan lebih berat,” tambahnya.

Dalam akhir pengarahannya Kakankemenag menegaskan bahwa yang sukses dalam persaingan adalah orang yang mampu beradaptasi dengan keadaan, penguasa IT, banyaknya relasi (patner ship) serta promosi dalam bahasa agamanya silaturrahmi.(Ant/bd)