Siasati Rasa Jenuh & Cemas, Peserta Vaksin Diberi Penyuluhan Kesehatan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – Suntik vaksin bagi 100 tokoh agama, termasuk penyuluh, telah berakhir pada Raba (10/03) kemarin. Pelaksanaan vaksin kali kedua ini termasuk lancar dan tidak ada kendala sama sekali. Apalagi, pihak rumah sakit telah mengantisipasi pelaksanaan suntik tersebut mengawalidengan acara Penyuluhan Kesehatan secara cuma-cuma.

Selaku Kepala Kemenag Kota Surakarta, Hidayat Masykur, saat dimintai pendapatnya secara terpisah mengatakan bahwa dengan selesainya vaksin bagi penyuluh agama dan tokoh agama di Kota Surakarta itu,  Ia berharap agar penyuluh & tokoh agama tetap mensosialisasikan protokol kesehatan dimanapun berada. Hal ini ikarenakan sekalipun sudah divaksin, mereka juga masih punya potensi  untuk menyebarkan virus. 

Sosialisasi, menurut Hidayat. juga ditekankan kepada masyarakat yang sampai sekarang masih bimbang, ragu, ataupun mereka masih takut terhadap suntik vaksin. “Diyakinkan, bahwa suntik vaksin ini halal dan tidak ada unsur apapun yang masuk kedalam tubuh kita”, ujanya saat diwawancara diruang kerjanya pada Rabu (10/03) kemarin.

Dengan selesainya vaksin nanti, Hidayat berharap kita dapat melakukan ibadah, menjalankan roda perekonomian dan bekerja seperti semula.

Sementara itu, manajer pelayanan pasien RSU Islam Kustati, Idha Trianawati, saat dimintai tanggapannya mengatakan, “Alhamdulillah responnya baik. Hari ini kami tambah (kegiatannya).  Tidak hanya sekedar menunggu saja, tapi ada penyuluhan kesehatan”. ucapnya

Menurut Idha, dengan adanya penyuluhan kesehatana tersebut,  para tokoh agama dan penyuluh banyak menanyakan beberapa penyakit, termasuk covid, vaksin dan sebagainya. Untuk itu, rencananya kegiatan itu  akan terus digelar menjelang vaksin dilakukan..

“Insya Allah kedepan rencananya seperti itu. Sambil menunggu, memberikan pemahaman pada masyarakat, menghilangkan kecemasan dan memberikan  kenyamanan.  Kalau diam ada kecemasan. Sambil berdiskusi, yang hadir bisa bertanya masalah kesehatan”, terangnya.

Ia menjelaskan, peserta sangat antusias sekali dengan mengajukan berbagai macam pertanyaan, diantaranya tentang dosis vaksin, efeknya, jarak pemberian vaksin, efektivitas vaksin, kemudain olaha raga yang bisa meningkatkan imunitas.

“Alhamdulillah semua sudah paham dijawab oleh dokter Tito dengan tuntas. Suasananya bisa cair, menyenangkan dan kekeluargaan sekali”, ungkap dokter yang mengaku bersama timnya sudah memvaksin seribu lebih pasien.

Yang lebih menggembirakan lagi, kegiatan tersebut merupakan inisiatif dari rumah sakit. “Penyuluhan itu dari kita sendiri. Itu inisiatif kami. Jadi memang ya dari kita sendiri untuk memberikan yang lebih baiklah untuk teman-teman yang saat ini sedang vaksin” ungkap Idha.

Dengan selesainya vaksin untuk 100 tokoh agama di Solo, Idha mengaku sangat senang. “Diamanahi ini, hati saya ini senang dan senang, Pak. Karena mereka itu kan para pemuka, para tokoh yang memberikan contoh kepada orang-orang dibelakangnya. Kalau pemimpinnya saja membericontoh  yang baik, harapannya yang lain-lain tidak ada kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan lagi”, imbuh Ibu dari tujuh anak dokter yang memiliki motto “Kepuasan dan kesehatan kami utamakan”.

Mengingat kedepan masih banyak lagi warga Kota Surakarta yang harus divaksin, Idha bersama tim yang berjumlah 10 orang tersebut bertekad untuk dapat menuntaskan program yang dicanangkan pemerintah supaya masayarakat mendapatkan kekebalan kelompok. “Harapannya Covid go !” tegasnya.

Idha mengaku, pelaksanaan vaksin yang keduaini lebih cepat, teratur dan lebih baik dibandingkan yang pertama. “Yang pertama itu mungkin belum ada gambaran,  baik bagi sasaran maupun kami sendiri. Sehingga butuh adaptasi, meskipun kami sudah berusaha untuk yang terbaik”, aku Idha.

Saat ditanya, jarumnya agak terasa sakit, Idha menimpali bahwa sebenarnya itu subyektif. Karena tadi yang pertama ada dari dokter kami sendiri dan ada lansia. “Mungkin karena tegang, yang tidak terasa jadi terasa”, pungkasnya sambil tertawa.(Sol/my/bd)