081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Tim RA Beri Masukan Pembahasan Draf Juknis Penanaman Dan Penguatan Karakter Siswa

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Tim tujuh (7) Roudhotul Athfal (RA) yang terdiri dari unsur pengawas, kepala RA, dan guru RA serius berikan masukan pada pembahasan “Penyusunan Juknis Penguatan Pengembangan Karakter Siswa Madrasah Tahun 2021” yang digelar selama tiga hari, 25 s.d 27 Maret 2021 di Hotel Grand Tjokro, Yogyakarta.

Adu argumentasi menyangkut substansi maupun konstruk bahasa mengalir dengan ramah namun serius menyumbang rumusan draf Juknis yang sesuai. Diskusi semakin “ramai” ketia membahas Bab. II: Pelaksanaan Penanaman dan Penguatan Karakter Moderat dan Bab. III: Implementasi pada Kegiatan Intrakurikuler.

“Mohon dicermati dengan saksama dan berikan masukan yang pas. Pada tataran pelaksanaan ternyata berbeda antara di RA di banding di MI, MTs, dan MA,” tutur Hasan Ubaidillah dari IAIN Surakarta, pendamping pembahasan untuk tim RA.

Personil yang terlibat dalam tim RA adalah, Amhal Kaefahmi (Kota Semarang), Nova Indriati (Yogyakarta), Handayani Suminar Indrati (Jakarta), Sri Rahmyiati (DIY), Syaikhuddin Z (Jawa Timur), Endah Supriyati (DIY), dan Nailul Authory (Jateng).

Kegiatan dibuka oleh Direktur KSKK yang diwakili Kasubdit Kesiswaan, Nanik Pujihastuti pada hari pertama, Kamis (25/3/21). Acara pembukaan dipandu Kasi Kesiswaan, Yuyun Maryuna dan doa oleh ulama dari Jombang, Saikhudin Z.

Dalam sambutannya, Nani Pujihastuti menuturkan, penyusunan Juknis yang dilakukan ini merupakan upaya mewujudkan pedoman untuk karakter siswa yang diperkuat dan diilhami moderasi beragama.

“Pembelajaran di madrasah harus berkomitmen mewujudkan siswa yang hebat bermartabat yang cerdas dari aspek intelektualitas dan juga cerdas spiritualitasnya,” tegasnya.

Sementara itu, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi, H. Ahmad Hidayatullah menegaskan, saat ini terjadi transformasi pengajaran menjadi pembelajaran. Pada proses pembelajaran tak hanya melakukan pengajaran namun juga membekali anak terhadap proses berfikir dalam membaca keadaan dan kehidupan (literasi) dan memperhitungkan kehidupannya untuk mencari solusi.

“Tanamkan pada anak dalam berfikir dari mengenal, memahami, menganalisis, sampai mengkreasi dan mengenal materi pembelajaran dengan menghadapi fakta yang dapat menemukan konsep dan prosedur sehingga mempunyai kebiasaan sampai melihat pada metakognitif,” pesan Ahmad Hidayatullah.

Sementara itu, pengawas Kemenag Kota Semarang, Amhal Kaefahmi yang ikut dalam pembahasan mengatakan, implementasi pembelajaran, penanaman, dan penguatan karakter moderat pada jenjang RA terintegrasi pada enam aspek perkembangan anak. Di dalam prakteknya, guru dan orangtua lebih pada menfasilitasi, menstimulasi, dan memberikan teladan. (Amhal Kaefahmi/bd)