Dialog Moderasi: Menjaga Kerukunan Dengan Memanusiakan Manusia

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Solo (Humas)- Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad menyampaikan materi tentang menjaga kerukunan di Jawa Tengah melalui penguatan moderasi beragama pada penutupan kegiatan Pengembangan Dialog Moderasi Beragama dan Wawasan Multikultural Bagi Pemuda Lintas Agama dan Budayawan Tahun 2021 di Harris Hotel & Convention, Solo, Jumat (18/06).

Kegiatan yang diprakarsai oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI melalui Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) ini dilaksanakan pada Rabu-Jumat, 16 s.d 18 Juni 2021. Tampak hadir Sekjen Kementerian Agama RI, Nizar Ali, Kepala PKUB, Dr. Nifrasi, Kabid Harmonisasi Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI, Anwar Ambari, serta Asisten Pemerintahan Sekda Surakarta, Kin Kim Sulthon Hakim.

Musta’in Ahmad memaparkan hasil penelitian Indeks Kerukunan di Jawa Tengah selama lima tahun berturut-turut termasuk dalam tingkat yang tinggi dan dalam kondisi rukun. 

“Mari dalam kesempatan hari ini dalam Dialog Pemuda Lintas Agama dan Budayawan ini kita perteguh kerukunan melalui sikap yang moderat dalam beragama, lahirnya peraturan bersama Menteri Agama dan dalam negeri nomor 8 dan 9 menjadi lebih mengakomodir persoalan-persoalan kerukunan dengan dibentuknya FKUB,” tutur Musta’in.

“Meskipun sesungguhnya sebelum adanya FKUB telah lebih dulu terdapat beberapa forum atau kelompok penggiat kerukunan. Maka sudah seharusnya para generasi penerus bangsa melanjutkan dan nguri-nguri gerakan yang menggaungkan kerukunan,” imbuhnya.

Dialog Pemuda Lintas Agama dan Budayawan hari ini ditutup oleh Nizar Ali yang menyampaikan bahwa pemuda merupakan generasi penerus yang sangat penting dalam kerukunan umat beragama dengan hakekat ajaran agama yang memanusiakan manusia.

“Pemuda adalah kontributor yang sangat penting dalam kerukunan umat beragama, karena pada hakekat ajaran agama adalah memanusiakan manusia, maka khifdhun nafs atau memelihara jiwa adalah yang paling utama,” tutur Nizar

“Maka dialog ini adalah bagaimana memanusiakan manusia, bagaimana antar sesama manusia bisa bersinergi membangun bangsa dan negara sehingga rukun,” imbuhnya. (pqq)