Etika Foto Sesuai Kaidah Jurnalistik

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Salatiga – Foto menjadi bagian dalam sebuah berita. Keberadaannya membuat pembaca lebih memahami berita yang disajikan. Namun tidak semua foto layak disisipkan dalam sebuah berita. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi seperti kemenarikannya, nilai informatif dari foto tersebut, keaktualan dan keontetikannya. Demikian disampaikan narasumber dari fotografer  Media cetak Kedaulatan Rakyat Jawa Tengah, Candra pada saat memaparkan materinya pada kegiatan Pelatihan Jurnalistik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga di Aula Kemenag Kota Salatiga, Senin (31/05).

Pelatihan Jurnalistik yang digelar Kantor Kemenag Kota Salatiga dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Salatiga dan dihadiri para pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kemenag Kota Salatiga, Penyuluh, Humas, perwakilan KKG MGMP Madrasah dan perwakilan FKG, KKG, MGMP, PAI TK/SD/SMP/SMA/SMK se Kota Salatiga.

Menurut Chandra, “Foto jurnalistik bukan sekedar jeprat-jepret semata. Ada etika yang selalu dijunjung tinggi, ada pesan dan berita yang ingin disampaikan, ada batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar dan ada momentum yang harus ditampilkan dalam sebuah frame,“ katanya.

Ditambahkan oleh Chandra, untuk mendapatkan foto sedemikian tentunya diperlukan keahlian yang cukup. Kemampuan ini sudah menjadi tuntutan yang tak terelakkan khususnya bagi praktisi humas dan public relation, pengasuh atau pengelola media, departemen ataupun dokumentasi dan bidang-bidang kehumasan lainnya.

Chandra  berharap tujuan dan manfaat kita belajar fotografer peserta akan memahami konseptualisasi fotografi jurnalistik dan mampu memenuhi kebutuhan penyampaian pesan melalui foto, menguasai teknik-teknik dasar fotografi, komposisi foto dan teknik pemotretan sehingga betul-betul mampu menghasilkan karya foto jurnalistik.

Selanjutnya Chandra menjelaskan untuk mendapatkan foto yang baik yang perlu kita siapkan dalam belajar fotografi jurnalistik antara lain focus, tidak blur atau kabur; jelas terang dan tidak gelap; obyek dan subyeknya jelas; momennya tepat untuk diberitakan atau disiarkan kepada khalayak; tidak memunculkan interprestasi yang negatif atau merugikan dan foto harus menarik atau monumental, pungkasnya.

Pelatihan jurnalistik bagi ASN Kemenag Kota Salatiga selain mendatangkan narasumber dari fotografer  dari media Kedaulatan Rakyat (Chandra) juga Kepala Biro Kedaulatan Rakyat Jawa Tengah, Isdiyanto Isman. (Humas/Khusnul-Fitri).