“L”, Buku Puisi Karya Waka Humas MTs Negeri 1 Banjarnegara

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – “L” sebuah huruf yang menjadi judul buku antologi puisi pertama Dwi Lina Rahmawati, seorang pengajar di MTs Negeri 1 Banjarnegara. Judul yang sangat sederhana namun mempunyai berjuta makna bagi pemilik nama pena Linara ini. L dibalut cover elegan berwarna dasar hitam adalah potret perjalanan sang penulis. Untaian kata yang terangkai di sana tidak hanya sarat makna namun juga indah karena berima.

Keunikan “L” nyata dalam bagian angka dan abjad. Pada bagian angka, perempuan penggila rima ini mampu menjadikan angka sebagai inspirasi mencipta puisi yang apik. Sedangkan pada bagian abjad, pembaca akan disuguhi puisi dengan huruf awal setiap baris berupa abjad yang menjadi judul puisi.

Seluruh puisi dalam “L” tak luput dari rima. Tidak semua orang bisa membuat puisi berima yang cantik. Terkadang karena mengejar rima, kata-kata yang dipilih menjadi tidak “nyambung” dengan baris sebelumnya. Namun tidak demikian dengan “L”, dengan kecerdasan mengolah kata-kata, Dwi Lina Rahmawati mampu membuktikan bahwa ia betul-betul mencintai rima tanpa mengurangi kualitas puisinya.

Menulis puisi bukanlah hal baru bagi wanita yang kerap disapa Bu Lin ini. Baginya, menulis puisi sudah seperti makanan yang harus disantap setiap hari, jika tidak, maka terasa tidak ada tenaga dalam menjalani hari, sehingga meskipun ia sibuk sebagai guru matematika ditambah  dengan tugas sebagai wakil kepala urusan hubungan masyarakat di MTs Negeri 1 Banjarnegara, ia tetap konsisten meluangkan waktu untuk melahirkan karya-karya puisi.  Menurutnya, pada puisi segala perasaan dalam hatinya dapat tercurahkan, segala yang berkecamuk dalam pikirannya dapat ditumpahkan.

“Menulis puisi dapat memberikan energi positif pada diri saya, di situ saya juga bisa memperbanyak kosa kata, dan juga menambah pengetahuan tentunya,” tutur pada Senin (13/9)

Tidak hanya piawai dalam mengolah kata menjadi serangkai puisi, ia juga mahir membuat senandika. Meskipun buku solonya baru terlahir satu, namun penggiat literasi ini telah 17 kali menjadi kontributor buku antologi. Bahkan pernah sebuku dengan pujangga terkemuka seperti Sapardi Djoko Damono dan Joko Pinurbo, sastrawan muda Aan Mansyur dan Faisal Oddang, serta pernah sebuku juga dengan penyanyi Nissa Sabyan. Terakhir, aktifis komunitas menulis daring ILC ini berkolaborasi dengan ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Kantor Kementerian Agama se- Jawa Tengah melahirkan karya “Merajut Inspirasi di Masa Pandemi.”

“Saya berharap buku solo ini bermanfaat untuk masyarakat, L menjadi pembuka bagi karya-karya saya selanjutnya, serta menjadi penyemangat menulis untuk rekan-rekan dan siswa-siswa saya,” pungkasnya di sela-sela mengajar daring. (Novia/ak/rf)