Warga Madrasah Turut Apresiasi Batik Sebagai Warisan Budaya Dunia

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab. Pekalongan – Memperingati Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober 2021, segenap warga madrasah di MI Sullam Taufiq mengenakan batik. Hal ini sebagai bentuk apresiasi terhadap karya budaya adiluhung bangsa yang telah diakui dunia. Sabtu (2/10/2021).

Sebagaimana diketahui bersama Hari Batik Nasional adalah hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.

“Sebagai bagian dari elemen masyarakat yang mencintai budaya bangsa, bersama dengan beragam lapisan masyarakat lainnya kami mengenakan batik sekaligus melaksanakan amanat Kepres No 33 Tahun 2009 yang menetapkan hari Batik Nasional juga dalam rangka ikut ambil bagian dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia,” ujar M. Syaikhul Alim, Kepala MI Sullam Taufiq.

Alim menambahkan bahwa berdasarkan surat Edaran Menteri Agama RI Nomor 12 tahun 2021 tentang pakaian dinas harian pegawai negeri sipil negara kementerian agama telah menginstruksikan kepada seluruh ASN di Lingkungan Kantor Kementerian Agama, termasuk madrasah untuk menindaklanjuti surat edaran tersebut.

“Di lingkup MI Sullam Taufiq, surat edaran tersebut telah kami tindaklanjuti dengan ketentuan seragam guru dan tenaga kependidikan dimana setiap hari Rabu dan Kamis mereka mengenakan pakaian batik. Kebijakan Kemenag ini adalah wujud nyata penghargaan terhadap batik sebagai warisan budaya dunia yang harus didukung bersama.” jelasnya.

Sementara itu Cipto Leksono selaku Koordinator Bidang Pendidikan MI Sullam Taufiq mengatakan bahwa Sebagai langkah menumbuhkan kecintaan terhadap batik kepada anak-anak didik kami juga kenalkan batik ini dengan kunjungan ke museum batik dan belajar secara langsung cara membatik.

“Harapannya anak-anak lebih mengenal apa dan bagaimana batik itu diproses sehingga menjadi produk andalan khususnya di Pekalongan dan pada gilirannya tumbuh kebanggaannya akan batik ini.” pungkasnya. (Msa/Ant/bd).