Majelis Taklim Anak Jalanan Jadi Target Kunjungan Kakanwil

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
* Sebelum berkunjung ke Majelis Taklim Kakanwil Kemenag Prov. Jeteng bersama rombongan menyempatkan berziarah ke makam Habib Umar Bin Hamid Bin Yahya ( Datuknya Habib Luthfi Bin Ali Yahya ) di kecamatan Limpung

Batang – Untuk melihat secara dekat kegiatan Penyuluh Agama Islam yang membina majelis taklim “Banyu Bening” khusus untuk anak jalanan di Desa Kalisalak Kec. Limpung, Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, H. Musta’in Ahmad melakukan kunjungan langsung pada Rabu, (24/11). Ikut dalam rombongan Kepala Kantor Kemenag, Kasubag TU para Kasi dan Penyelenggara Zakat Wakaf, Kepala KUA dan beberapa Penyuluh agama Islam.

Kunjungan diawali dengan ziarah ke makam Habib Umar Bin Hamid Bin Yahya yang merupakan Datuk Habib Luthfi Yahya dimana letaknya dekat dengan lokasi majelis taklim itu. Pembacaan doa dimimpin oleh Badrudin juru kunci makam Habib Umar sekaligus pengasuh majelis taklim anak jalanan Banyu Bening.

“ Kami mengasuh anak-anak jalanan  kurang lebih 15 anak, mereka setiap malam mengaji namun pagi sampai sore mereka bekerja mencari maisyah,” kata Badrudin sambil menunjukkan tempat majelis taklimnya .

Dia menambahkan untuk pemberdayaan ekonomi, mereka memelihara lele yang di rawat bersama, hasilnya bisa digunakan bersama utamanya untuk kemajuan majelis taklim ini.

“ Pemberdayaan ekonomi mereka kita memiliki kolam lele yang hasilnya untuk pemeliharaan majelis taklim ini,” tambahnya.

* Kakanwil bercengkrama dengan akrab dan sangat familiar dengan anak-anak jalanan yang menjadi santri di majelis taklim Banyu Bening

Salah satu santri di majelis taklim anak jalanan Banyu Bening Nanang diminta Kakanwil menceritakan pengalamannya. Tanpa rasa gugup dia menjelaskan pengalaman hidupnya, bagaimana bisa hidup di jalan kemudian kembali ingin bertaubat mengaji pada Badrudin di majelis taklim itu.

”Sejak awal disini ustadz Badrudin tidak pernah menghina atau menyalahkan penampilan kami yang bertato dan seronoh, justru dia sangat faham bahwa kami sangat tulus ingin belajar agama walaupun kami belum bisa merubah penampilan secara total, jadi rasanya  ada teman untuk konsultasi dalam hal agama ataupun yang lainnya,” kata Nanang yang mengaku seluruh badannya bertato itu.

Kakanwil dengan sangat familiar dan penuh candanya menyampaikan tanggapannya. Dia sangat terharu dan kagum dengan para anak jalanan yang sebenarnya di balik penampilannya yang nge-pank dengan tato di sana-sini namun sisi nuraninya tetap mengingat Allah, bahkan dapat berpikir masa depan seperti apa yang diinginkan.

“Kemenag mengurusi banyak hal tentang agama, misalnya tentang haji, madrasah, pesantren dan salah satunya yang ada di bawah naungan kami adalah penyuluh, tugas penyuluh banyak ada yang bertugas dalam pengelolaan zakat, wakaf, pemberantasan buta huruf, kerukunan umat beragama, narkoba, HIV AIDS dan lainnya,” jelas H. Musta’in.

Dia juga menegaskan bahwa penyuluh itu memang diharapkan selalu ada di tengah masyarakat, merasakan dan mendengarkan keluh kesahnya serta menjadi konselor.

“ Jangan sampai ada masyarakat yang frustasi dalam hidupnya hingga terjadi tindakan kriminal yang merugikan, tanpa ada pendekatan dari penyuluh karena itu adalah tugas penyuluh bersama KUA setempat,” tegasnya.

Kakanwil juga menjelaskan bahwa bangsa kita itu wataknya beragam, hanya dengan agama manusia bisa merasakan bahagia bukan uang, pangkat, kedudukan yang dapat menghadirkan bahagia.

“ Agama membangun optimisme, maka sangat vital untuk dipelajari oleh semua orang termasuk njenengan-njenengan semua, sekarang kalian sudah berusaha mempelajari agama itu sangat bagus,  masalah didunia ini tak seberapa, lebih berat masalah di akhirat kelak, dengan begitu apa yang kita lakukan di dunia ini misalnya kebaikan kita tanam semoga menjadi tabungan kelak di akhirat,” pungkasnya. (Maulida.Yuni/Zy)