Ngopi Megar FKUB Kabupaten Brebes

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Brebes – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Brebes menggelar Focus Discussion Group (FGD) bertajuk Ngopi Megar (Ngobrol Piwulang Moderasi Beragama di Aula Ponpes Al Hikmah 2 Benda  Kec. Sirampoq Kabupaten Brebes. Rabu, 17/11/2021.

Peserta FGD berjumlah 100 orang peserta terdiri atas Tokoh 5 agama yang ada di Brebes yaitu tokoh Agama Islam, Kristen, Katolik dan Budha serta Konghucu, Mahasiswa Keperawantan dan para santri, Penyuluh Agama Islam, instansi terkait kerukunan umat beragama, Kesbangpol dan forkompinca Kec. Sirampoq dan Bumiayu.

Sedangkan yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama  Kabupaten Brebes, Polres Brebes, Ketua MUI Brebes dan Kaban Kesbangpol Brebes.

Acara di buka  Staf ahli  yang mewakili Bupati Brebes,  H. Ahmad Mamun, beliau berharap agar FKUB sebagai wadah berkumpulnya para tokoh dan pemimpin agama yang ada di Brebes agar tetap waspada terhadap radikalisme dan intoleran yang bisa saja muncul di masyarakat, bupati meminta tolong  kepada FKUB da MUI khususnya  dan para tokoh agama yang hadir, agar dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat supaya dapat hidup harmonis, aman dan damai bagi keberlangsungan pembangunan di Kabupaten Brebes.

Kepala  Kemenag  Brebes, H. Fajarin, dalam pemaparan materinya menyampaikan bahwa peran strategis FKUB sangat diperlukan karena di antara banyaknya persoalan, minimal dapat diawali dengan dialog/ sarasehan dan negoisasi yang sangat mungkin untuk dikembangkan dan dilakukan oleh FKUB baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan

Selanjutnya, Kepala Kemenag Brebes H. Fajarin, dalam paparannya berharap adanya peran serta lembaga agama, tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas dan LSM serta lembaga adat untuk ikut mensosialisasikan pentingnya kerukunan umat beragama dan dalam beragama tidak boleh ekslusif  dan harus moderat saling menghormati, menghargai, kerjasama dan bergotongroyong supaya dapat hidup damai, aman, sejahatera dan berkeadilan.” jelas pria paruhbaya tersebut.

“Termasuk wawasan kebangsaan, bela negara, demokratisasi, pendidikan politik dan menjaga ketentraman dan ketertiban umum dengan satu tujuan yaitu terciptanya kebersamaan dan demi tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa dan kokohnya NKRI,” imbuh H. Fajarin.

Ketua MUI Brebes Gus Sholah menyampaikan materi tentang keberagaman umat manusia dan fitrah sebagai manusia yang tidak satu, tetapi berbeda-beda hal inilah menyebabkan munculnya perbedaan –perbedaan yang jika tidak di kelola dengan baik dan benar biasa menjadi bumerag, bagi bagi terjadinya konflik dan petikaian, serta sebaliknya jika dikelola dengan baik akan menjadi modal dasar dan  kuat bagi terciptanya keindahan dalam perbedaan sebagaimana semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Di sisi lain  Badan Kesbangpol mempunyai peran yang sangat penting dalam kelembagaan keagamaan dan juga kerukunan umat beragama. Salah satunya dengan cara memfasilitasi dan melakukan pembinaan terutama dalam hal dana serta kegiatan-kegiatan pendukung seperti dialog keagamaan dan lain-lain.

Wakapolres Brebes, Eko Yulianto, memberikan pendapatnya. “Jika dialog, kumpul-kumpul  antar pemimpin agama  merupakan langkah strategis dan penting dalam rangka menemukan model yang lebih efektif dalam pengembangan moderasi beragama bagi seluruh umat yang mengaku beragama. Dalam rangka hidup bersama dengan sikap saling hormat-menghormati,  toleran dan menghargai kearifan local,” jelas Eko Yulianto.

Di samping itu, dialog merupakan cara untuk lebih memahami berbagai faktor yang terkait hubungan antar umat beragama, guna mengokohkan NKRI maupun menghindari terjadinya konflik, serta mengakomodir kearifan lokal dan mencari alternatif model-model untuk meningkatkan kerukunan. Acara diakhiri dengan ramah tamah antar peserta dan foto bersama.(Hid/Sua)