Pentingnya Kecakapan Literasi Baca-Tulis Abad Ke-21

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, akan terjadi ketergantungan satu sama lainnya. Sebab manusia adalah makhluk sosial, dimana mereka akan saling berhubungan secara timbal balik dengan manusia lain. Oleh karena itu, kemampuan untuk melakukan komunikasi dalam interaksi sosial sangat penting dimiliki setiap manusia, terutama komunikasi secara verbal dengan menggunakan bahasa atau kata-kata yang dapat dimengerti oleh pihak yang diajak berinteraksi.

Secara sosiologis, komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan pihak pengirim ditafsirkan sama oleh pihak penerima pesan. Sehingga dalam berkomunikasi tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran yang mengakibatkan salah paham atau gagal paham. Menghindari terjadinya ketidaksamaan penafsiran pesan dalam berkomunikasi yang akan menyebabkan terjadinya masalah dalam hubungan sosial, salah satu yang penting untuk dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kecakapan literasi baca-tulis pada diri setiap manusia. Apalagi di era modern dengan kecanggihan teknologi di bidang komunikasi, interaksi antar manusia tidak hanya terjadi pada lingkungan sekitarnya, bisa mencakup secara global yang sudah tak terhalang oleh ruang dan waktu.

Lemahnya literasi baca-tulis di masyarakat akan membawa banyak persoalan, anggota masyarakat akan menjadi manusia yang kurang berkualitas. Sebab, membaca merupakan pintu gerbang untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan segala informasi yang berguna dalam kehidupan. Lemahnya minat baca di kalangan masyarakat pada abad ke-21 akan menjadikan masyarakat tertinggal dalam segala hal dan mudah dimanfaatkan oleh pihat-pihak yang memiliki kepentingan dan tidak bertanggung jawab.

Seperti yang sedang marak sekarang ini di masyarakat kita, tentang banyaknya tulisan hoaks yang beredar bebas. Walaupun sudah di peringatkan bahwa tulisan hoaks itu berbahaya dan jangan mudah percaya. Akan tetapi, masih banyak yang mempercayai tentang tulisan hoaks, tanpa melakukan pemahaman tentang kebenaran tulisan itu. Hal itu tidak akan pernah terjadi pada masyarakat yang telah mempunyai kecakapan literasi baca-tulis. Sebab, seseorang yang mempunyai kecakapan literasi baca-tulis akan mempunyai kemampuan memahami tentang tulisan yang dibacanya, pemahaman itu juga akan dihubungkan dengan referensi lain dan mencari kejelasan sumber tulisan tersebut. 

Hoaks yang beredar dimasyarakat ditulis dan sebarkan oleh pihak-pihak yang hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan secara pribadi atau kelompoknya, bisa saja dilakukan oleh pihak dari dalam negeri atau luar negeri dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi yang sudah menembus lintas batas apapun.

Tingginya minat baca akan menjadikan seseorang mempunyai kecakapan literasi baca-tulis, sehingga sangat penting untuk meningkatkannya. Kemampuan membaca tidak hanya terletak pada kelancaran dalam mengeja kata, tapi juga mampu memahami makna dan isinya, yang kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Sehingga membentuk seseorang menjadi manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era global. Misalnya saja, disetiap agama selalu memerintahkan untuk membaca kitab sucinya. Umat yang rajin membaca kitab suci agamanya sesuai dengan yang diperintahkan, akan dapat memahami isinya yang kemudian dijadikan pedoman dalam berperilaku dalam kehidupan, sehingga menjadikan mereka umat yang taat pada ajaran agama dan jaminan masuk surga sesuai dengan keyakinanya. Contoh lainya bisa dilihat dalam sistem pendidikan Pondok pesantren yang menanamkan budaya literasi baca-tulis sejak zaman dulu.

Di Pondok Pesantren, mempelajari kitab kuning yaitu kitab-kitab yang ditulis para ulama. Para santri diajarkan tentang cara  membaca kitab, sehingga mereka mempunyai kemampuan dalam membaca kitab dengan benar dan mereka juga dilatih untuk menulis makna dari kata demi kata yang ada dalam kitab hingga mereka memahami makna yang ada dalam kitab yang telah dipelajari. Membaca dan menulis makna isi kitab menjadi kebiasaan yang sudah mendarah daging dikalangan para santri.

Dari sistem pembelajaran yang sederhana di Pondok Pesantren mampu menjadikan para santri memiliki kecakapan literasi baca-nulis, sehingga mereka mampu bersaing dalam kehidupan dari zaman ke zaman, termasuk di era abad-21 sekarang ini, mereka bisa berperan di sektor-sektor penting, mereka juga mampu bersaing menempati strata sosial yang tinggi dimasyarakat lokal maupun global. Hal ini disebabkan, karena para santri menjadi orang-orang yang mempunyai minat baca yang tinggi dengan diimbangi kemampuan memahami makna dari tulisan yang dibaca, baik itu di bidang ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya.

Dengan membaca seseorang akan mengetahui banyak hal, baik mengenai ilmu pengetahuan maupun informasi, sehingga mempunyai wawasan yang luas dengan referensi yang kuat. Akan tetapi semua itu akan tenggelam ketika tidak juga diimbangi dengan kecakapan dalam menulis. Seperti semboyan  Pramoedya Ananta Toer yang berbunyi “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Minat untuk menulis mempunyai peran besar dalam kehidupan ini, seperti halnya minat baca. Sebab dengan menulis, seseorang bisa menuangkan  hasil pemikiran, ide, gagasan dan menyampaikan informasi kepada masyarakat secara luas. Walaupun si penulis sudah meninggal, tetapi pemikiran, ide, gagasan yang tertuang dalam tulisan akan selalu hidup ketika dibaca dan dipahami oleh orang lain. Seperti puisi-puisi karya Chairil Anwar, WS Rendra dan lainnya yang sudah meninggal dunia masih sering dibacakan sampai sekarang di masyarakat kita, pesan dari hasil karya mereka akan selalu hidup dan dikenang. Kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama yang sudah meninggal, sampai sekarang juga masih dipelajari oleh para santri dan dijadikan refrensi dalam berperilaku sehari-hari.

Pada abad ke-21 kecakapan literasi baca-tulis sangat penting bagi seluruh masyarakat bangsa Indonesia, sebab kemajuan teknologi juga berimbas pada semua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang informasi dan komunikasi. Pada saat ini segala informasi dari belahan dunia manapun bisa diakses oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja, sedemikian juga dalam berkomunikasi  bisa dilakukan dengan mudah tanpa terhalang batas-batas geografis maupun ruang dan waktu. Tingginya tingkat persaingan secara global tidak bisa dihindari,  masing-masing negara seakan berlomba menjadi yang terbaik dalam bidang apa saja dalam pesaingan global. Hal seperti akan membawa dampak positif maupun negatif bagi masyarakat bangsa Indonesia.

Bagi masyarakat yang memiliki kecakapan literasi baca-tulis akan bisa memanfaatkan kemudahan di bidang literasi guna meningkatkan kualitas diri, sebab mereka akan mudah menyerap segala informasi yang dapat diakses dengan mudah melalui kecanggihan teknologi, mereka juga dapat dengan leluasa melakukan interaksi secara global sehingga bisa mengabarkan segala sesuatu yang ada di masyarakat Indonesia, tentang keanekaragama budaya, keindahan alam, produk-produk lokal kepada masyarakat global. Karena kecakapan literasi baca-tulis akan menjadikan seseorang mampu melakukan promosi dan publikasi dengan baik. Akan tetapi, bagi masyarakat yang tidak memiliki kecakapan literasi baca-tulis hanya akan menjadi penonton yang merugi ditengah derasnya arus teknologi yang begitu pesat dan memberi banyak peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Penulis: Arif Sutoyo (Guru MA Salafiyah Kajen Pati)

Editor : Athi’