Abdurrosyid Bedah Kitab Bidayatul Hidayah Untuk ASN dan Pegawai Kankemenag Kota Magelang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Magelang – Kitab Bidayatul Hidayah adalah di antara kitab karangan Imam Hujjatul Islam Al-Ghazali. Imam Al-Ghazali yang bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath-thusi Asy-Syafi’I Al-Ghazal. Beliau dilahirkan pada tahun 450 H atau 1058 M di Ghazalah sebuah desa pinggiran Kota Thus kawasan Kurasan Iran.

Sesuai dengan arti namanya, Bidayatul Hidayah, kitab ini merupakan panduan hidup dari permulaan (Bidayah) dan akan berakhir pada Hidayah (petunjuk). Kitab yang berisi tiga bagian, yaitu adab tentang taat kepada Alloh, taat meninggalkan maksiat, dan bagian terakhir adalah tentang muamalat atau pembahasan tentang adab pergaulan manusia dengan penciptanya dan juga manusia dengan sesamanya.

Dalam ceramah pertamanya Abdurrosyid yang juga menjabat sebagai Plt. Kasubbag TU menerangkan bahwa Al Ghazali tumbuh dan besar di lingkungan keluarga miskin. Ayahnya hanyalah seorang pengrajin kain shuf, yaitu kain yang terbuat dari bulu kambing. Ayahandanya adalah orang miskin yang shalih, yang tidak memakan apapun selain hasil dari pekerjaannya sendiri.

“Dalam kehidupan yang serba terbatas, Al Ghazali mendapatkan pendidikan gratis dari beberapa orang guru.  Dari sekolah gratis tersebut, Al Gazhali bisa fasih berbahasa Arab dan juga Parsi. Dari modal kemampuan membaca inilah, Al Ghazali melahap berbagai ilmu yang menarik minat dan perhatiannya. Dari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, ilmu filsafat, ilmu fiqih, juga mempelajari empat mazhab hingga ia menguasai keseluruhannya,” ujar Abdurrosyid.

“Di tahun 489 H, Al Ghazali sempat tinggal beberapa lama di kota Damaskus. Di masa itulah, Al Ghazali menepi dan menyelesaikan penulisan kitab Ihya Ulumuddin. Selain buku yang paling ternama itu, Al Ghazali juga menyelesaikan penulisan Al Arba’in, Al Qisthas, dan kitab Mahakkun Nadzar” jelasnya kemudian. Imam Al Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan sehingga rela meninggalkan kehidupan duniawi untuk mengembara mencari ilmu-ilmu baru ke Mekkah, Madinah, Mesir juga Yerusalem selama 10 tahun. Saya ceritakan perjalanan hidup Imam Al Gghazali itu untuk menjadi inspriasi bagi kita semua ” jelasnya kemudian.

Program Ngaji Kitab bagi ASN dan pegawai ini akan rutin digelar disetiap hari Rabu setelah berjama’ah sholat Ashar di Musolla As-Sholihin Kankemenag Kota Magelang. Semoga dengan program ini dapat meningkatkan pengetahuan serta keimanan dan ketaqwaan ASN dan pegawai di  Kankemenag Kota Magelang. (Hari).