Binrohis Perdana bagi Anggota Polsek Sidomukti oleh Penyuluh

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Salatiga — Kapolsek Sidomukti AKP Kurnianto Seco Hariyono SE MM, melakukan inovasi pembinaan bagi anggota Polisi Sidomukti dengan melakukan Binrohis (Bimbingan Rohani Islam) perdana di Mushola Sidomukti, Kamis (09/12).

Murtadho selaku Penyuluh Agama Islam Fungsional Sidorejo diberi kesempatan bersama Kapolsek dan anggota Polsek Sidomukti dalam giat mental rohani, yang dilakukan perdana di jajaran Polsek Sidomukti, sebagai gerakan inovatif Kapolsek yang baru beberapa bulan bertugas.

Murtadho mengawali dengan menyampaikan materi bahwa saat kita bercermin ada doa: “Allahumma kama hassanta kholqii, fa hassin khuluqii”.

“Sungguh itu doa ungkapan rasa syukur, kita dicipta oleh Allah dengan sebaik-baik bentuk. Doa itu tidak hanya milik orang Timur Tengah yang berbodi dan bertubuh gagah dan cantik. Tapi doa bagi semua umat Islam di manapun. Doa yang berasal dari uswah Hasanah kita Baginda Nabi.” Jelasnya.

Setelah menyukuri nikmat, diciptakan sebagai makhluk yang bagus, tak kalah pentingnya meminta pada Tuhan agar dibaguskan akhlaqnya.

“Dalam Islam, kita mengenal doa mau makan, doa masuk kamar kecil, doa berhubungan badan dengan suami istri yang sah, doa keluar rumah dan banyak lagi doa, yang jika semua itu kita dasari semua laku karena Allah, ya itulah ibadah. Jadi semua gerak hidup kita, karena Allah, oleh dan untuk Allah.” Ungkapnya.

Inti yang  disampaikan Murtadho adalah maksud dan tujuan penciptaan manusia, yakni untuk mengabdi kepada Tuhan, menyembah kepadaNya. Menyembah banyak bentuk dan caranya. Tidak hanya sholat, zakat, puasa dan ibadah yang sudah di atur tata caranya oleh Islam. Tapi segala laku perbuatan yang kita niati karena Allah, itulah ibadah.

Kajian ditutup dengan materi cerita dari buku Cak Nun yang berjudul Slilit Sang Kyai (cerita tentang laku dosa kecil, yang di hitung dan di balas oleh Allah), yang dibandingkan dengan cerita dalam kitab Nashaihul Ibad tentang pembiaran Imam Ghozali ketika ada lalat yang menempel pada alat tulis beliau yang digunakan untuk menulis kitab hingga lalat itu kenyang meminum air tintanya imam Ghozali.(Amal kecil yang juga dihitung pahalanya). (Murtadho)