H. Anif: Guru Pendidikan Agama Harus Menghargai Budaya Kearifan Lokal

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Guru Pendidikan Agama Islam harus memahami dengan benar gagasan tentang moderasi beragama yaitu corak beragama yang mengambil jalan tengah tidak ekstrem kanan dan ekstrem kiri. 

Ada empat indikator utama moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi, dan menghargai budaya kearifan lokal (local wisdom).

Hal tersebut di ungkapkan Ka. Kankemenag Wonogiri, H. Anif Solikhin dalam kegiatan pelatihan media pembelajaran berbasis Android bagi  GPAI Kabupaten Wonogiri Tahun 2022, Kamis – Jumat (19-20/01) yang di selenggarakan KKG PAI BP di aula RM. Alami Sayang Ngadirojo Wonogiri yang di ikuti para guru PAI di Wilayah kota gaplek.

Dalam sambutan pembukaan, Kamis pagi H. Anif yang di dampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Wonogiri, Hj. Yuli Bangun dan Kasi PAKIS, Heru Budi Santosa, mengatakan bahwa Guru Pendidikan Agama Islam harus menghormati atau mengikuti budaya lokal jangan sedikit sedikit mengatakan syirik.

“Guru Agama Islam sebagai garda terdepan dalam mendidik generasi bangsa di harapkan bisa menghargai budaya lokal, jang sampai malah membuat klaim menyalahkan bahkan sampai mensyirik-syirikkan,” pesan H. Anif.

Selain itu Guru PAI juga harus mengikuti era digital / transformasi digital  salah satunya adalah model pembelajaran di sekolah juga harus mengikuti perkembangan eranya sekarang, utamanya pertkembangan IT.

Melanjutkan masalah moderasi, beliau menambahkan ada lima langkah yang telah dan akan dilakukan: (1) penguatan cara pandang, sikap, dan praktik beragama jalan tengah. (2) penguatan harmonisasi dan kerukunan umat beragama. (3) penyelarasan relasi agama dan budaya. (4) peningkatan kualitas pelayanan kehidupab beragama. (5) pengembangan ekonomi dan sumber daya keagamaan.(mursyid/Sua)