Gaya Ngaji Santai, Gayem, Penyuluh Agama Islam Puring Ky. Fathkurrohman

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kebumen – Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), musholla  Miftakhul Huda bersama muslimat dan warga sekitar menyelenggarakan pengajian  memperingati Isro’dan Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Acara yang juga bagian dari Safari Dakwah Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kecamatan Puring digelar dihalaman Musholla Miftakhul Huda dihadiri oleh  kyai Fathkurrohman, S.Ag. M.Pd.I sekaligus sebagai penceramah.

Dalam ceramahnya Kyai yang saat ini bertugas di KUA Kec. Puring itu menyampaikan hikmah wulan rojab, takwa dan keberkahan umur dengan lugas dan runtut  dihadapan pengunjung bapak-bapak dan ibu-ibu muslimat yang sudah menunggunya setelah sholat jum’at, 18 Februari 2022.

Pengajian yang berlokasi di Rt. 02/01 Desa Purwosari, Kecamatan Puring, itu berjalan dalam suasana yang khidmat dan santai. Suasana yang sejuk dan juga sinar matahari yang tidak terlalu terik ditambah dengan rindangnya pepohonan menambah hidmat pengunjung mendengarkan tausiyahnya.

Rintik-rintik kecil hujan  tidak membuat pengunjung berpindah tempat,  apalagi saat banyolan kental medok ala kebumen keluar mengiringi ceramahnya membikin suasana geer dan cair, rintik-rintik kecil hujan  semakin tidak dirasa oleh pengunjung yang juga duduk di emperan rumah dekat mushola sambil momong putra putrinya.  

Dalam ceramahnya Ky. Fathkurrohman banyak meyinggung tentang hikmah bulan rajab yang masuk dalam salah satu dari  empat bulan yang dimulyakan atau  Asyuhrul Hurum. Bulan Rajab bisa menjadi momen terbaik untuk mempersiapkan diri menuju bulan Ramadhan. اللَّهُـمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ  dengan memaknai  kata perkata jawa model pondok.

Dia juga menyampaikan tentang bagaimana umur yang berkah, “ umur cendek ning akeh keberkahane atawa umur dawa ning ora berkah?. bertanya ke pengunjung untuk memilihnya, meskipun tidak ada yang dipilih diiringi sambil tertawa pengunjung. “nyong ya ngerti jawabane didahului oleh beliau “ya sing dawa umure karo berkah tuli… diiringi derai tawa pengunjung.. ha…ha…ha.

Begitulah, gaya bicara beliau yang selalu ada logat jawa medok kebumen disetiap ceramahnya, tidak hanya diwilayah Kebumen saja tapi juga luar kebumen, bahkan sering juga diluar Jawa tetap saja dia pakai logat kebumen menambah kentalnya ciri khas Ky. Fathkurrohman dalam berdakwah.

Di bagian akhir ceramah Ky. Fathkurrohman menyampaikan untuk selalu memanfaatkan waktu  sekecil apapun dengan hal-hal positif yang bernilai baik pada diri, keluarga, warga masyarakat sehingga berdampak besar terhadap agama bangsa dan Negara menuju nyaman dan damai(mi/fz/bd).