Jalu Jumat Ketiga, Kemenag Diminta Ikut Andil Dalam Pencegahan Prostitusi  dan Radikalisme

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal.  Bertempat di Masjid Baetus Salam Desa Yamansari Lebaksiu Kabupaten Tegal, Kantor Kemenag Kab Tegal  melaksanakan program Layanan Umat Jumat (Jalu Jumat) tahap ketiga pada hari Jumat  tanggal 25/03/2022. Hadir dalam acara tersebut Kepala Kantor Kemenag Kab Tegal beserta seluruh pejabatnya, dari mulai kasubbag TU, para kasi/garazawa serta ketua pokjawas kemenag.  Kepala Desa Yamansari  juga hadir dari awal acara bersama  Camat Lebaksiu (Irwan Kurniawan), Koramil (Irwan Sutrisno) serta  Kapolsek Lebaksiu ( Nugroho Santoso). Hadir pula Rais Syuriah PCNU Kabupaten Tegal, KH Hambali Usman, yang mengisi tauziyah sekaligus memimpin doa.

Kepala Kankemenag Kab Tegal –Akhmad Farkhan- dalam pengantarnya menyampaikan apresiasi atas kehadiran Forkompincam beserta kepala desa secara komplit. Menurutnya, ini menjadi pertanda dan penambah semangat bagi kemenag untuk terus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak dalam melayani masyarakat.

Camat Lebaksiu – Irwan Kurniawan- menyampaikan terimakasih  bisa ikut berpartisipasi dalam program Jalu Jumat Kemenag. Ia berharap ada kebersamaan dan kemitraan antara kemenag dengan pemerintah desa/kecamatan  dalam mengatasi masalah di masyarakat Lebaksiu. Apalagi di dua tahun terakhir, masalah yang muncul di masyarakat sangat terkait dengan kemenag, terutama yang menyangkut pembatasan kegiatan ibadah keagamaan dan Pendidikan diniyah di era Pandemi Covid -19.

“ Saya senang dan kangen dengan suasana forum silaturokhim seperti ini.  Sebab,   hampir  dua tahun forum silaturokhim  terkendala oleh adanya covid-19. Program Jalu ini bisa menjadi wahana yang bagus untuk menjalin silaturkohmi dan membangun senergisitas Kemenag dan Pemerintah.”  Jelasnya.

Banyak pertanyaan/aspirasi  yang menarik  muncul  dalam dialog interaktif yang di pandu langsung oleh Kasubbag TU-Kasori- tersebut. Misalnya,  terkait masalah kendala dispensasi pernikahan di bawah usia minimal serta soal perwalian hasil nikah sirri. Juga  masalah adanya diskrimasi/kesulitan proses sertifikasi guru-guru PAIS, di samping isu kepastian pemberangkatan haji. Adapula usulan agar Kemenag ikut andil dalam pencegahan faham-faham baru di Lebaksiu dan potensi berkembangnya prostitusi akibat datangnya ribuan tenaga kerja dari luar daerah Lebaksu akibat pendirian dua pabrik besar sepatu, yakni PT  Leaa Foot Wear dan PT Puma.

“ Hadirnya ribuan karyawan pabrik sepatu PT Leaa Foot Wear dan PT Puma  di Lebaksiu memang baik dari sisi ekonomi. Namun di sisi lain berpotensi  bisa menghadirkan faham faham baru/radikal yang memicu konflik. Juga potensi munculnya  kembali prostitusi di Lebaksiu. Kami berharap Kemenag bisa ikut andil dalam mengantisipasi masalah ini.” ujar Kyai  Bahroni-salah satu peserta Jalu.

Acara yang difasilitasi oleh Kepala KUA Kecamatan Lebaksiu beserta staf dan Penyuluhnya ini berjalan cukup baik, lancar dan tertib.  Selain dialog interaktif dengan 125 an jamaah/masyarakat, acara juga diisi dengan penyaluran  bantuan mushaf Alquran untuk Masjid Baetus Salam oleh Kemenag.(Najmudin/bd)