Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kendal – Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal gelar kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka bekerjasama dengan Tanoto Foundation, kegiatan berlangsung di aula MAN Kendal, Senin (27/6).

Penerapan kurikulum merdeka belajar pada prinsipnya ditujukan untuk menjawab tantangan pendidikan di era industri berbasis digital (industri 4.0) dan pendidikan di Indonesia berusaha mensejajari industri tersebut dengan pendidikan 4.0 pula. Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan.

Dikatakan Kakan Kemenag Kabupaten Kendal, Mahrus manajemen talenta yang menjadi salah satu bagian upaya mewujudkan visi pembangunan sumber daya manusia Indonesia sangatlah relevan dengan implementasi kurikulum Merdeka. Hal ini mengingatkan kepada lima karakter yang diharapkan akan terbentuk dari seorang guru, yakni berjiwa nasionalisme, bernalar, pembelajar, profesional, dan berorientasi pada peserta didik.

“Karakter yang berorientasi pada siswa inilah nantinya akan mendorong seorang guru untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa untuk lebih berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya. Melalui manajemen talanta potensi siswa dikembangkan melalui aransi, artikulasi dan kolaborasi,” terang Mahrus.

Sebagaimana karakteristik utama dari kurikulum merdeka adalah pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

Diketahui ada beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka, yakni lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya; tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik, tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya; bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik; sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik; lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. (bel/rf)