PPTI bersinergi dengan Penyuluh Agama Non PNS

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Surakarta – Kementerian Agama Kota Surakarta Hidayat Maskur mengundang Penyuluh Agama Non PNS dari Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu dalam Sosialisasi Kesehatan Kamis,(23/06) di Aula Kemenag Surakarta. Dalam kesempatan tersebut, sosialisasi kesehatan terkait TBC dari PPTI (Perkumpulan Pencegahan Tuberkulosis Indonesia) disampaikan oleh Ketua PPTI Kota Ska, Titik Kadarsih.

“Kami melanjutkan MoU yang telah dijalankan oleh PPTI bersama Kementerian Agama hingga ke daerah-daerah,” kata Hidayat.

Ia menyampaikan bahwa target yang akan dicapai adalah Menuju Solo Eliminasi TBC pada 2025 dan Bebas TBC pada 2035. Titik mengajak penyuluh agama yang hadir untuk dapat ikut menyosialisasikan TOSS yaitu Temukan Obati Sampai Sembuh.

“Pengobatan dalam kurun waktu yang lama dan rutin terkadang membuat penderita merasa bosan, untuk itu perlu adanya PMO yaitu Pendamping Menelan Obat,” tegasnya.

PMO bertugas memastikan obat TBC ditelan dan masuk ke dalam tubuh agar dapt maksimal dama pengobatannya.

Senada, Penyelenggara Katolik–Erwan Sucahyo mengingatkan ketika penyuluh berkomitmen untuk menerima SK sebagai maka resmi menjadi bagian Kemenag.

“Mau tidak mau, suka tidak suka posisi ini sebagai ujung tombak membantu pemerintah Indonesia, memajukan indonesia salah satunya Indonesia sehat,”tuturnya.

Erwan mengawali sambutan dengan sebuah yel-yel berbunyi ; Salam Sehat, Aku Sehat, Kita Sehat, Indonesia Sehat.

“Karena aspek jasmani akan berdampak rohani, jiwa bahkan spiritual,maka silakan sampaikan dengan bahasa agama masing-masing pada masyarakat,”tegasnya.

Erwan berharap bahwa informsi ini nantinya dapat diolah dan disampaikan pada masyarakat lewat penyuluh agama lewat bahasa-bahasa yang baik tentunya didukung dengan ajaran agama masing-masing.

Kegiatan diikuti oleh 10 Penyuluh Agama Kristen, 7 Penyuluh Agama Katolik, 3 Penyuluh Agama Hindu, 4 Penyuluh Agama Budha, dan 1 Penyuluh Agama Konghucu. Dalam sesi tanya jawab, beberapa penyuluh aktif menanyakan terkait ciri khas atau gejala yang dialami oleh penderita TBC. Harapan bagi seluruh peserta, bahwa menuju Indonesia Bebas dapat tercapai sebelum tahun 2050 seperti target yang disampaikan PPTI. (May/rf)