Kakankemenag Kota Pekalongan Bertindak Selaku Khotib Sholat Idul Adha 1443 H

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Pekalongan – Pelaksanaan Shalat Idul Adha 1443 H di Lapangan Mataram Kota Pekalongan, Ahad 10 Juli 2022 berlangsung dengan lancar dan khidmat. Hadir Walikota Pekalongan, H.A Afzan Arslan Djunaid, SE; Wakil Walikota, H. Salahudin,S.T.P; Ketua DPRD, M. Azmi Basyir,ST,MSc; beberapa anggota DPRD dan para Kepala Dinas serta asisten.

Adapun sebagai Pelaksana Tugas Sholat Idul Adha 1443 H di di Lapangan Mataram Kota Pekalongan sebagai imam adalah KH. Thoha Alhafidh Imam Masjid MAJT Provinsi Jateng, sedangkan Khatib adalah KH. Kasiman Mahmud Desky, M.Ag. (Kepala Kankemenag Kota Pekalongan).

Dalam khutbahnya KH. Kasiman Mahmud Desky mengajak bermuhasabah dan merenungkan wujud cinta kepada Allah SWT lebih tinggi dari cinta kita kepada apapun.

Disampaikan KH. Kasiman Mahmud Desky, Nabi Ibrahim AS sosok tokoh teladan tentang bagaimana seharusnya wujud cinta kita kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim AS mendapat julukan Khalilullah Khalilurrahman karena begitu disayang oleh Allah SWT karena ketaatanya menjalankan segala perintah.

“Tidak hanya menjalankan segala perintah Allah SWT namun Nabi Ibrahim as juga lulus dalam menjalani segala ujian tanpa mengurangi rasa taat dan cintannya kepada Allah SWT sedikitpun, Berqurban merupakan kisah dari teladan Nabi Ibrahim AS yang begitu taat dengan segala perintah Allah SWT,” tuturnya.

Lebih lanjut disampaikan KH. Kasiman Mahmud Desky, Allah SWT menguji Ibrahim as tidak hanya secara individu, namun juga keluarganya. Kemudian Allah SWT menguji ketaatan dan kecintaannya dengan memerintahkan untuk menyembelih anaknya sendiri yakni Ismail AS. Dengan keteguhan hati Nabi Ibrahim AS pun melaksanakan perintah tersebut dan Ismail as pun mengizinkan ayahnya untuk menyembelihnya.

“Namun karena ketaatan dan rasa cinta tersebut Allah SWT menggantikan tubuh Ismail AS dengan domba yang besar. Begitulah cinta Allah SWT kepada hambanya yang telah meletakkan rasa cinta kepada Allah SWT lebih tinggi dari rasa cinta kepada apapun,” ungkapnya.

Di akhir ceramahnya KH. Kasiman Mahmud Desky mengambil inti sari parameter cinta kepada Allah SWT itu sederhana namun berat, oleh karena itu Allah SWT akan benar-benar sayang kepada hambanya yang mampu melaksanakan hal tersebut. Lewat kisah Ibrahim AS dan Ismail AS kita sungguh tahu betapa nikmatnya merasakan cinta kepada Allah SWT lebih dari apapun.

“Dan yang terakhir kita harus benar-benar bermuhasabah dan menanyakan pada diri kita sendiri sudah berapa besarkah wujud cinta kepada Allah SWT. Dan jangan lupa untuk beristigfar, dan juga Dzulhijah, melalui ibadah Haji yang merupakan pertemuan dan silaturrahmi internasional umat Islam hendaknya kita dapat untuk terus menjaga ukhuwah Islamiyah. Berkurban adalah simbol berbagi dan kepedulian sosial.” pungkasnya . (Ant / Qy/rf).