Penguatan Moderasi Beragama Bagi Generasi Muda Lintas Agama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Demak – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Demak mengadakan dialog kerukunan Lintas Agama bertempat di Gedung Grhadika Bina Praja, yang berada di lingkungan Kantor Bupati Demak, Rabu (27/07).

Dengan mengusung tema Penguatan Moderasi Beragama Bagi Generasi Muda Lintas Agama, kegiatan dialog tersebut mengundang tokoh pemuda dari perwakilan berbagai Agama dan Organisasi keagamaan. Diantaranya adalah tokoh pemuda dari Agama Islam, Kristen, Katholik, Buddha, dan Hindu. Yang mana dari tokoh pemuda Islam diwakili dari unsur Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama  (NU), dan LDII, serta utusan dari beberapa pondok pesantren.

Hadir pula dalam kegiatan itu, Bupati Demak, Hj. Eisti’anah, Kepala Kantor Kemenag Demak, Kepala Badan Kesbangpol, dan Ketua FKUB beserta anggotanya.

Tujuan kegiatan dialog itu adalah untuk menjalin kerukunan umat beragama di wilayah Kabupaten Demak. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ketua FKUB, Abdullah Syifak dalam laporannya. Seakan menguatkan apa yang disampaikan oleh Ketua FKUB, Bupati Demak juga berharap agar supaya masyarakat Demak memahami perbedaan yang ada.

“Salah satu manfaat dari dialog ini adalah untuk menyatukan hati dan pikiran melalui jalan komunikasi antar pemeluk berbagai Agama, untuk mencapai cita-cita bersama yaitu kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Demak,” tegas Bupati.

Acara dilanjutkan pemaparan materi oleh Kepala Kemenag Demak, H. Ahmad Muhtadi yang mengambil judul Penguatan Moderasi Beragama Bagi Generasi Muda. Dengan latar belakangnya sebagai seorang guru, ia mampu menjelaskan dengan gamblang materi yang disampaikan, sehingga para peserta nampak begitu fokus mendengarkan.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang bermasyarakat religius dan majemuk. Meskipun bukan negara agama, masyarakat lekat dengan kehidupan beragama. Dan, kemerdekaan beragama dijamin oleh konstitusi.(msr/rf)

Moderasi Beragama yang menjujung nilai wasathiyah (tengah-tengah), tawassuth (tengah-tengah), i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang) adalah sebuah formulasi yang pas untuk mewujudkan kemaslahatan kehidupan berbangsa, beragama yang harmonis, damai dan toleran untuk masyarakat Indonesia yang heterogen.

“Sehingga cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa harus selalu dikedepankan,” ucap Ahmad Muhtadi.

Ia juga menekankan mengenai peran pemuda dalam implementasi kerukunan beragama, tambahnya, pemuda merupakan pelopor dalam mencapai cita-cita dalam kerukunan beragama.

“Peka terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, memastikan di lingkungan sekitar tidak terdapat organisasi yang dapat merusak semangat moderasi beragama,” pintanya.

Usai pemaparan oleh Kepala Kemenag, narasumber yang lain yaitu Kepala Badan Kesbangpol dan Ketua FKUB juga menyampaikan materinya. Dan rangkaian acara hari itu pun diakhiri dengan sesi tanya jawab yang cukup menggugah atensi para peserta.(msr/rf).