Santriwati An-Nahdliyah Banyuputih Rebut Juara 1 Karya Tulis Ilmiah Al Qur’an

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
* Amanina Rasyid sang juara karya tulis ilmiah Al Qur’an pada MTQ tingkat Jawa Tengah berpose sesaat setelah menerima tropi kejuaraan

Batang – Perhelatan MTQ tingkat Jawa Tengah pada (22-25/07) yang lalu menyisakan kebahagiaan yang luar biasa bagi sang juara karya tulis ilmiah Al Qur’an putri dari kafilah Kabupaten Batang, pasalnya baru kali ini keikutsertaannya Amanina Rasyid dapat meraih juara pertama dan akan maju di MTQ nasional yang akan datang. Santriwati pondok pesantren An-Nahdliyah Banyuputih yang masih berstatus sebagai Mahasiswa STIK Kendal itu mengaku pihaknya merasa bersukur pada Allah SWT dan akan terus belajar mempersiapkan MTQ tingkat nasional.

Terlahir dari pasangan Bapak Adi Cahyono dan Ibu Rokhimah di Desa Mangunharjo Kecamatan Subah Amanina Rasyid adalah alumni MANU 01 Banyuputih dan nyantri di Pondok Pesantren An-Nahdliyah Banyuputih.

“ Saya adalah satriwati Pondok Pesantren An-Nahdliyah Banyuputih yang diasuh oleh Bapak Kyai A. Khuzaeni, dan menyelesaikan sekolah di MANU 01 Banyuputih,” kata Amanina Rasyid.

Saat ditanya perasaannya terpilih sebagai juara 1 karya tulis ilmiah Al Qur’an putri di MTQ tingkat Jawa Tengah yang lalu dia menuturkan bahwa dirinya tidak menyangka bisa memperoleh juara dan bisa bersaing dengan peserta lain yang kualitasnya juga bagus-bagus .

“ Saya tidak menyangka bisa memperoleh juara dan bisa bersaing dengan teman-teman yang kualitasnya juga bagus-bagus, semua itu adalah anugerah dari Allah SWT dan atas bimbingan yang luar biasa dari ustadz saya Mahmud Yunus,” tuturnya.

Menurutnya untuk mempersiapkan maju di tingkat Provinsi Jawa Tengah kurang lebih 3 bulan.

“ Saya dibimbing oleh Ustadz Yunus secara intensif dan terprogres selama tiga bulan dengan materi mulai dari analisis jurnal, buku, dan pelatihan penulisan,” jelasnya.

Sementara itu dikonfermasi secara terpisah ustadz Mahmud Yunus via whatshap dia menyatakan bahwa Amanina memang binaannya selama mempersiapkan lomba baik di tingkat Kabupaten hingga provinsi Jawa Tengah.

“ Alhamdulillah saya bangga atas prestasi yang ditorehkan santri saya. Dia berhasil berprestasi sampai tingkat provinsi Jawa Tengah dan akan maju ke nasional. Ini sebagai bukti bahwa santri bisa berprestasi baik dibidang agama maupun akademik,” kata ustadz Mahmud Yunus.

* Ustadz Mahmud Yunus Pembina utama yang menghantarkan Amanina Rasyid pada juara 1 lomba karya tulis ilmiah di Al Qur’an di MTQ tingkat Provinsi Jawa Tengah

Menurutnya Amanina sudah kurang lebih tiga tahun mengikuti bimbingannya, namun untuk maju sebagai peserta lomba karya tulis ilmiah Al Qur’an ke tingkat provinsi Jawa Tengah hanya sekitar 3 bulan.

“ Persiapan sekitar 3 bulan, walaupun memang dia sudah ikut saya sejak 3 tahun terakhir, saya latih dia tentang kaidah-kaidah penulisan jurnal, makalah, paper dan lainnya selain itu saya latihkan juga cara-cara mencari refrensi yang otoritatif dan sumber-sumber utama, jadi yang ditulis nanti dapat dipertanggung jawabkan,” jelasnya.

Saat ditanya tentang kesulitan terbesar ketika menyatukan teori-teori akademis dengan kandungan Al Qur’an ustadz Yunus menggambarkan bahwa kesulitannya terletak pada pencarian kaidah-kaidah Al Qur’an dengan teori akademis.

“ Kesulitan yang ada pada pencarian kaidah-kaidah Al Qur’an yang berkaitan dengan teori-teori akademis terutama dengan dunia digital, salain itu bacaan santri juga terkadang masih awam dengan teori-teori akademis sehingga harus membiasakan,” tegasnya.

Saat ditanya tentang jati dirinya ustadz Mahmud Yunus menjelaskan bahwa dirinya adalah pengajar di Pondok Pesantren An-Nahdliyah Banyuputih.

“ Saya hanya pengajar di Pondok Pesantren An-Nahdliyah Banyuputih, kebetulan tahun ini menerima beasiswa LPDP Santri S3 Studi Islam di UIN Walisongo Semarang, sehingga bisa membagi ilmu pada salah santu santri yang ikut lomba KTI Al Qur’an,” jelasnya.

Dia juga menegaskan bahwa ilmu agamanya juga didapat dari banyak guru besar seperti Prof. Adurrahman Mas’ud, Ibu Dr. Mizbah Zulfa Elizabeth dari UIN Walisongo, ilmu penulisan jurnal didapatkan dari Prof. Irwan Abdullah guru besar antropologi UGM, Prof. Baidhawi Rektor UIN Salatiga dan Prof. Noorhaidi Hasan Guru besar UIN Sunan Kalijaga, selain sebagai mahasiswa S3 dia juga sebagai editor jurnal Nadwa Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Walisongo.

“ Saya sudah membuat kurikulum untuk planning 3 bulan kedepan, agar dapat meningkatkan kemampuan Amanina dibidang penulisan sesuai arahan dari para guru besar sebagai juri MTQ kemaren, dan tidak menargetkan apa-apa yang penting dia belajar dan terus berusaha,” pungkasnya. (Zy_humas/rf)