081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

MUSWIL FKDT Jawa Tengah dan Penguatan Kelembagaan Menuju Kemanfaatan Madin

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Oleh : Ahmad Sururi  

Brebes – Beberapa hari lagi DPW FKDT akan menggelar Muswil (24-25/09/2022 ) di Kab Semarang. Forum tertinggi tingkat Jawa Tengah akan dihadiri oleh seluruh DPC FKDT Kab / Kota. Masing-masing agar menyiapkan keberangkatan mereka untuk mengikuti hajat FKDT Jawa Tengah.

Sebagai forum kedaulatan tertinggi tingkat Provinsi akan memilih Ketua DPW FKDT Jawa Tengah untuk masa khidmat 2022 – 2027. Lebih dari itu forum tersebut juga akan merancang program dan rekomendasi serta evaluasi sebagai bagian amanah AD ART FKDT.

Terlepas siapapun kandidat yang akan maju dalam kompetisi dalam Muswil, kita berharap forum Muswil nanti tetap menjadi ajang silaturahmi dan berpikir bersama untuk kemajuan Madin di Jawa Tengah.

Hal ini sangat penting, karena pergerakan  kelembagaan dibutuhkan progres yang bisa dirasakan oleh seluruh komunitas Madin se-Jawa Tengah.

Tahap demi tahap eksistensi FKDT semakin banyak dikenal oleh banyak kalangan. Mulai birokrasi, politisi dan elemen masyarakat yang lain mulai mengenal Madin yang dulu disebut dengan sekolah Arab.

Ketika sudah dikenal, maka akan menjadi pintu masuk untuk berkomunikasi dalam jalinan kerjasama dengan dasar simbiosis mutualisme. Oleh karena  jalinan komunikasi  hirarkis akan berimbas pada area struktural ketika pola pergerakan berada pada satu komando.

Disinilah pentingnya kekuatan struktural untuk melakukan langkah ikhtiar mewujudkan FKDT semakin banyak dirasakan oleh komunitas  Madin se Jawa Tengah.

Oleh karena itu Muswil yang akan dilaksanakan selama dua hari diharapkan bisa merumuskan langkah penguatan kelembagaan FKDT mulai dari Propinsi, DPC  dan DPAC. Bahkan  kalau bisa sampai tingkat ranting sebagaimana termaktub dalam AD ART hasil Munas Bekasi.

Formula penguatan kelembagaan akan diukur  dengan kepengurusan yang berfungsi dan sesuai dengan kompetensi didukung dg komitmen bersama.

Untuk pada tahapan ideal  kekuatan kelembagaan tentu membutuhkan waktu proses dan mekanisme. Proses dan mekanisme dengan ijtihad pemikiran pengurus merupakan bentuk tanggung jawab bersama.

 Dengan demikian lembaga FKDT yang secara kolektif kolegial dapat menarik gerbong Madin se Jawa Tengah ke arah tujuan pendidikan keagamaan Islam.

Penulis teringat pernyataan Amin Haidari mantan Direktur PD Pontren Kemenag RI saat memberikan materi tentang MDT dihadapan pejabat dan tim perumus buku pedoman MDT. Bagaimana MDT bisa ditarik ditengah pada area kebijakan Pendidikan Nasional. Sehingga eksistensi MDT tidak dipinggir dalam konteks kebijakan negara.

Dengan demikian FKDT sebagai lembaga yang menaungi MDT harus melakukan upaya untuk menjadikan MDT ditengah pusaran regulasi pendidikan. Oleh karena itu kekuatan secara massif di FKDT sangat dibutuhkan diringin dengan kemampuan dan kompetensi komunikasi dengan beberapa pihak yang bisa menjadikan MDT pada posisi ditengah-tengah.

Akhirnya kita berharap Muswil FKDT secara konseptual bisa menghasilkan keputusan yang bermanfaat untuk Madin di Jawa Tengah. Sebagai bagian dari Indonesia, FKDT Jawa Tengah memiliki kekuatan untuk menjadikan MDT mendapatkan posisi ditengah dalam pusaran regulasi pendidikan Islam.

Ketulusan dan keikhlasan kita bersama selalu peserta Muswil menjadi ruh dan spirit untuk menjadikan Muswil yang  berkualitas dengan berijtihad untuk kemaslahatan Madin di Jawa Tengah.(Sua)