Menyongsong Hari Santri, Kanwil Kemenag Prov. Jateng Gelar Khatmil Qur’an

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad beserta Kabag TU, Kabid dan Pembimas saat menghadiri kegiatan Khatmil Qur’an, Kamis (20/10).

Semarang (Humas) – Tanggal 22 Oktober pemerintah telah mencanangkan peringatan Hari Santri Nasional. Ini menjadi momentum terpenting bagi para santri.

Banyak beragam cara untuk memperingati Hari Santri Nasional, salah satunya adalah Khatmil Quran seperti yang di gelar oleh Kanwil Kemenag Prov. Jateng melalui Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren selama satu minggu dengan jumlah 1.444 kali.

Dengan menyongsong tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan,” yang memiliki pesan bahwa santri harus siap mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Dengan ilmunya santri diharapkan bisa menjaga sesama manusia karena itu adalah tugas utama umat beragama.

Santri bukan hanya mereka yang tinggal di pesantren tetapi semua orang yang ingin belajar agama, menghormati antar sesama itu lah santri.

Pada kesempatan ini, Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad mengingatkan kembali bahwa dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, para santri di minta untuk membendung arus informasi agar tetap terjaga dan bermanfaat.

“Saat ini banyak orang yang memiliki semangat keagamaannya tinggi. Bangsa ini tumbuh dengan semangat keagamaan sedemikian bagusnya, sehingga banyak orang sekarang ini dalam segala hal mentautkan nilai-nilai kehidupannya dengan agama. Semangat beragama ini bahkan kadang-kadang harus menghadirkan suasana yang agak miris, karena semangat ini dimiliki oleh sebagian dari orang yang memiliki bekal dasar pengetahuan agamanya masih kurang,” tutur Musta’in pada Kamis (20/10).

“Dengan keterbukaan informasi banyak orang yang belajar ilmu pengetahuan agama melalui gedget tanpa harus datang kepada guru ataupun sekolah keagamaan. Melalui gedget ia bisa mendapatkan informasi yang mungkin hanya sepenggal tanpa mengetahui sumber yang jelas. Kemajuan teknologi ini memang tidak bisa di bendung yang bisa dilakukan adalah mengendalikan arusnya. Ibarat mata air yang terus mengalir maka tugas kita adalah menjaga dan menampung aliran itu agar dapat memberikan manfaat untuk manusia. Begitu juga aliran informasi yang sangat berat ini sulit rasanya untuk di bending,” imbuh Musta’in.

Manfaatkan teknologi dengan baik, jangan mudah untuk di provokasi.

“Kita menyadari bahwa kemajuan teknologi ini juga bermanfaat untuk semua orang khususnya santri, tetapi didalamnya kita juga tahu ada bahaya atau mudharatnya. Disitulah kita tertantang, terpanggil untuk memberikan kotribusi terbaik agar arus informasi ini benar-benar kita gunakan kebaikannnya. Mengendalikan kemajuan teknologi artinya sama dengan menjaga martabat kemanusiaan,” pesan Kakanwil. (d/rf)